Selasa 02 Nov 2021 10:19 WIB

Indonesia Dianggap Mampu Jembatani Pemulihan Ekonomi Global

Jadi Presidensi G20, Jokowi diajak utamakan pertumbuhan ekonomi berkeadilan.

Rep: Antara/Erik PP/ Red: Erik Purnama Putra
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT G20 di Roma, Italia.
Foto: Istimewa
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri KTT G20 di Roma, Italia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 menjadi peluang bagi Indonesia untuk menjadi jembatan antara negara berkembang dan negara maju, demi percepatan pemulihan ekonomi dunia sekaligus penanganan pandemi Covid-19 secara bersama.

Pengamat hubungan internasional dari Universitas Padjajaran (Unpad), Teuku Rezasyah, mengatakan presidensi G20 menjadi momentum bagi Indonesia untuk menunjukkan kepemimpinannya dalam mengatasi krisis dunia dengan pendekatan kolaboratif. Tidak hanya memperkuat negara anggota G20, sambung dia, tetapi juga menjadi penjembatan bagi negara berkembang nonanggota G20.

"Saya kira Indonesia hendaknya menyiapkan gagasan yang tajam untuk mengajak negara G20 turut menunjang perkembangan negara-negara lain. Ini tidak mudah, diharapkan seluruh kementerian/lembaga, pengusaha, akademisi dan seluruh masyarakat dapat terlibat dalam gagasan ini," ujar Reza saat dikonfirmasi wartawan di Jakarta, Selasa (2/11).

"Karena manfaat negara G20 itu harus untuk seluruh negara-negara yang sama-sama berjuang menghadapi Covid-19 dan memulihkan ekonomi," ujar Reza menambahkan.

Pemulihan ekonomi dunia yang terdampak pandemi Covid-19 menjadi salah satu fokus utama Indonesia dalam kepemimpinan di G20 mendatang melalui tema besar 'Recover Together, Recover Stronger'. Presiden Joko Widodo (Jokowi) hendaknya memanfaatkan kesempatannya memimpin negara kelompok G20 untuk mengutamakan pertumbuhan ekonomi yang inklusif, ramah lingkungan, berkelanjutan, dan berkeadilan.

"Upaya tersebut harus dilakukan melalui kolaborasi antarnegara secara lebih kokoh, partisipatif, dan inovatif. G20 harus menjadi motor pengembangan ekosistem dan kepemimpinan Indonesia mampu mengkoneksi kebutuhan kolaborasi tersebut. Hal ini yang harus terus kita perdalam pada pertemuan-pertemuan ke depan," ujar Jokowi usai menerima presidensi G20 pada tahun 2022.

Jokowi juga menyampaikan komitmen Indonesia untuk menangani persoalan perubahan iklim dalam Climate Change Conference (COP26) di Scottish Event Campus, Kota Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11) waktu setempat.

"Dengan potensi alam yang begitu besar, Indonesia terus berkontribusi dalam penanganan perubahan iklim. Laju deforestasi turun signifikan, terendah dalam 20 tahun terakhir. Kebakaran hutan turun 82 persen pada 2020," kata Jokowi saat berbicara pada KTT Pemimpin Dunia tentang Perubahan Iklim atau COP26.

Dukungan Indonesia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto yang turut mendampingi Presiden dalam KTT G20 di Roma menyampaikan, para pemimpin negara memberikan dukungannya kepada Indonesia dalam Presidensi Group of Twenty (G20) tahun 2022. Dukungan diberikan mulai dari Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Presiden Prancis Emmanuel Macron hingga Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

"Pertemuan bilateral antara Indonesia dan beberapa negara telah mencapai suatu kesepakatan yang baik, dan mereka sangat mendukung Presidensi Indonesia dalam G20 tahun depan. Dukungan ini disampaikan saat pertemuan antara Bapak Presiden dengan para pemimpin negara," ujar Airlangga.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement