Selasa 02 Nov 2021 11:04 WIB

Warga Badui Menari Ngalage Saat Tanam Padi Huma di Lebak

Saat ini, penduduk Badui tercatat 11.800 jiwa dengan mengandalkan pertanian ladang.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Warga suku Badui luar mengikuti tradisi Ngaseuk atau musim tanam di Desa Bojong Menteng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Senin (1/11/2021).
Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
Warga suku Badui luar mengikuti tradisi Ngaseuk atau musim tanam di Desa Bojong Menteng, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, Senin (1/11/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, LEBAK -- Masyarakat Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menampilkan tari 'Ngalage' saat melakukan perayaan gerakan tanam padi huma di ladang- ladang. "Kami merasa senang memasuki jadwal tanam padi huma sesuai kalender adat," kata Santa (45 tahun) seorang petani Badui di Kabupaten Lebak, Selasa (2/11).

Perayaan gerakan tanam padi huma itu dengan menampilkan tari Ngalage yang diiringi lantunan musik tradisional khas masyarakat Badui. Kesenian tari itu diiringi musik dari angklung buhun dan dog-dog lojor sebagai hiburan untuk melaksanakan gerakan tanam padi huma.

Penanaman padi huma atau ngaseuk menggunakan kayu untuk melubangi tanah yang akan ditanami butiran gabah. Gerakan penanaman padi huma di ladang-ladang sudah dimulai pada awal November dan panen Mei 2022 ."Kami menghibur tarian ini agar gerakan tanam seluas satu hektare selesai hari ini dengan melibatkan puluhan warga Badui," kata Santa.

Begitu juga petani Badui lainnya, Pulung (60) mengaku, hiburan tari Ngalage itu merupakan hiburan masyarakat adat yang tengah melaksanakan gerakan tanam padi huma. Biasanya,petani yang menghibur kesenian khas adat tersebut yang ekonominya cukup baik. Penampilan kesenian itu harus dibayar kepada pemainnya antara Rp 1 juta sampai Rp 1,5 juta.

Sedangkan, petani yang tidak mampu menampilkan kesenian itu dilakukan gerakan tanam secara mandiri. "Kami gerakan tanam awal November itu tidak menampilkan tari Ngalage yang diiringi musik angklung buhun dan dog-dog lojor," kata Pulung.

Tetua adat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Jaro Saija mengatakan, saat ini jumlah penduduk Badui tercatat 11.800 jiwa dengan mengandalkan kehidupan pertanian ladang dengan menanam padi huma, hortikultura, dan palawija. Dari bercocok tanam di ladang itu mereka bisa memenuhi kebutuhan pangan dan ekonomi.

Masyarakat Badui tengah memasuki musim tanam padi huma, dan di antaranya petani menampilkan hiburan tari Ngalage untuk penyemangat agar gerakan tanam bisa dirampungkan seharian. Mereka petani Badui bercocok tanam padi huma di ladang dengan cara berpindah-pindah lahan agar tanamanya tumbuh subur dan menghasilkan ketahanan pangan.

Penanaman di ladang itu dengan pola sistem tumpang sari di satu kawasan menanam padi huma, jagung, kacang tanah, jahe, cikur dan pisang. "Semua tanaman itu bisa menghasilkan panen kacang dengan waktu selama tiga bulan, padi huma enam bulan, cikur, jahe delapan bulan dan pisang setahun," kata Jaro menjelaskan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement