REPUBLIKA.CO.ID, GLASGOW -- Lebih dari 100 pemimpin dunia berjanji untuk menghentikan dan memperbaiki deforestasi dan degradasi lahan pada akhir dekade ini. Program itu didukung dengan investasi publik dan swasta sebesar 19 miliar dolar untuk melindungi dan memperbaiki hutan.
Dalam pernyataan gabungan di pertemuan perubahan iklim COP26 di Glasgow, Skotlandia, janji ini juga ditandatangani oleh Brasil, Indonesia, dan Republik Demokratik Kongo. Ketiga negara itu bertanggung jawab atas 85 persen hutan di bumi.
Dalam pernyataan atas nama para pemimpin yang menandatangani janji itu, kantor perdana menteri Inggris mengatakan Glasgow Leaders' Declaration on Forest and Land Use mencakup 13 juta mil persegi. "Kami akan memiliki kesempatan untuk mengakhiri sejarah panjang umat manusia sebagai penakluk alam dan menjadi pelindungnya," kata Perdana Menteri Inggris Boris Johnson dalam pernyataan tersebut Selasa (2/11).
Johnson menambahkan deklarasi janji ini tidak pernah dilakukan sebelumnya. Sejumlah inisiatif swasta dan pemerintah tambahan untuk membantu mencapai tujuan itu diluncurkan Selasa ini. Termasuk janji miliaran dolar AS untuk masyarakat pribumi yang melindungi hutan dan pertanian berkelanjutan.
Lembaga non-profit World Resources Institute (WRI) mengatakan hutan menyerap 30 persen emisi karbon dioksida. Hutan mengambil emisi dari atmosfer dan mencegahnya menghangatkan bumi.
Namun penyangga iklim alami ini dengan cepat menghilang. Inisiatif pelacakan deforestasi WRI yakni Global Forest Watch mencatat pada tahun 2020 dunia kehilangan hutan seluas 258 ribu kilometer persegi, lebih luas dari wilayah Inggris.