Ganjar: Satgas Covid-19 di Sekolah Harus Terus Dievaluasi
Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meninjau layanan vaksinasi Covid-19 mobile, di SDN 1 Lajer, Kecamatan Penawangan, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, Rabu (13/10). | Foto: dok. Istimewa
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG — Menyusul temuan kasus peserta didik terkonfirmasi Covid-19 di Kota Semarang, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo meminta sekolah yang bersangkutan mematuhi SOP pencegahan penularan Covid-19 di lingkungan sekolah.
Jika ada sekolah penyelenggara pembelajaran tatap muka (PTM) yang siswanya terpapar Covid-19, maka proses PTM di sekolah harus segera dihentikan terlebih dahulu untuk dilakukan evaluasi dan langkah-langkah pencegahan agar tidak muncul klaster baru di lingkungan pendidikan.
Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menanggapi puluhan peserta didik di Kota semarang yang terpapar Covid-19 hingga Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang menghentikan sementara Kegiatan PTM selama sepekan ke depan.
Jika di sekolah ditemukan peserta didik yang terkonfirmasi positif, SOP-nya ditutup. “Seperti di Solo, langsung tutup dua pekan dan terus dievaluasi pelaksanaan PTM-nya,” kata Ganjar.
Masih terkait temuan peserta didik yang terkonfirmasi Covid-19, orang nomor satu di Provinsi Jawa Tengah tersebut menegaskan kembali pentingnya untuk tetap menjaga protokol kesehatan dan pencegahan.
Setiap sekolahan juga harus memiliki Satgas Covid-19 yang bertanggung jawab untuk memantau dan memonitor terus-menerus protokol kesehatan selama pelaksanaan PTM di sekolah untuk dievaluasi secara rutin.
“Itu yang saya katakan tadi harus disiplin. Ya mereka bisa ketularan meskipun data yang masuk ke kita mereka tanpa gejala. Maka SOP-nya satu pokoknya ditutup dulu dan setiap sekolah harus punya Satgas Covid-19 yang memantau terus menerus untuk dievaluasi,” lanjutnya.
Ganjar juga meminta siswa maupun guru yang dinyatakan positif Covid-19 untuk diberikan perawatan yang memadai. Selain itu, harus dilakukan tracing dan testing terhadap warga sekolah yang bersangkutan. “Karena memang SOP-nya begitu,” tegasnya.
Kendati begitu, Ganjar juga memastikan PTM masih terus dilaksanakan di sekolah-sekolah yang aman dan tertip protokol kesehatan, serta tidak ditemukan kasus penularan Covid-19. Dengan SOP itu menjadi kebiasaan yang bisa dipakai sebagai poedoman pelaksanan PTM di masa pendemi.
Kecuali jika terjadi lonjakan kasus masif di seluruh kota, maka ada yang ditutup 14 hari, ada yang hanya lima hari yang penting diikuti oleh tracing dan testing guna mengendalikan penyebarannya.