Selasa 02 Nov 2021 16:00 WIB

Untuk Pertama Kali, Jet Israel Mendarat di Arab Saudi

Saudi dan Israel setuju membuka wilayah udara masing-masing pada tahun lalu.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Teguh Firmansyah
Bandara Internasional Riyadh
Bandara Internasional Riyadh

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Sebuah jet pribadi Israel mendarat di Arab Saudi pada Selasa (2/11). Ini menjadi penerbangan publik pertama yang melakukan penerbangan langsung dari Tel Aviv ke Riyadh.

Menurut laporan media Israel, Kan, jet pribadi itu mendarat di Riyadh satu hari setelah pesawat Emirati 737 Royal Jet melakukan penerbangan dari Saudi ke Bandara Ben-Gurion di Tel Aviv. Hal itu memicu spekulasi tentang kemungkinan Saudi melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel.

Baca Juga

Berbeda dengan tetangganya yakni, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain, Saudi belum menjalin normalisasi diplomatik dengan Israel. Oleh sebab itu, tidak ada penerbangan komersial yang beroperasi antara Riyadh dan Tel Aviv.

Namun tahun lalu, Saudi dan Israel setuju membuka wilayah udara masing-masing untuk satu sama lain. Langkah tersebut memudahkan para pelancong yang hendak melakukan perjalanan dari UEA ke Israel.

Sebelum Saudi membuka wilayah udaranya, penerbangan antara Tel Aviv dan Dubai harus menempuh jarak lebih jauh melewati Mumbai, India. Waktu perjalanan memakan waktu dua hingga tiga jam lebih lama.

Bulan lalu, mantan menteri luar negeri (menlu) Amerika Serikat (AS) era pemerintahan Donald Trump, Mike Pompeo, mengomentari kemungkinan normalisasi diplomatik antara Saudi dan Israel. Menurut dia, hal itu dapat terjadi jika pemerintahan Presiden Joe Biden mengambil sikap lebih keras terhadap Iran. 

"Saya yakin akan ada lebih banyak negara yang bergabung dengan Abraham Accords dan suatu hari nanti Kerajaan Arab Saudi juga akan bergabung," kata Pompeo dalam sebuah wawancara dengan Telegraph pada 17 Oktober lalu.

Abraham Accords adalah kesepakatan normalisasi diplomatik Israel dengan beberapa negara Muslim, antara lain UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko. Kesepakatan itu tercapai tahun lalu berkat mediasi yang dimainkan pemerintahan mantan presiden AS, Donald Trump. Pompeo, yang menjabat sebagai menlu pada era kekuasaan Trump, turut berkontribusi dalam pencapaian Abraham Accords

Walaupun kini sudah tak menjabat menlu AS, Pompeo yakin Saudi masih berpotensi melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. Namun pemerintahan Biden harus terlebih dulu mengambil sikap keras terhadap Iran. "Ada beberapa bagian lain dari teka-teki yang perlu mereka (Saudi) lihat; mereka perlu melihat kepemimpinan Amerika yang kuat, mereka perlu melihat Amerika yang mereka tahu akan mendukung mereka, terutama sehubungan dengan tantangan yang diajukan Iran," kata Pompeo.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement