REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komunikasi virtual perlu dibangun pada era pandemi Covid-19 ini. Salah satunya dengan menumbuhkan kebiasaan untuk mengutamakan penggunaan media sosial dalam mencari informasi bukan sekadar chatting.
“Marilah kita gunakan media sosial untuk kebaikan, kabarkan kebaikan, hindari hoaks, pahami karakteristik media, dan juga pahami karakter audience,” ujar Dirjen Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Kominfo, Usman Kansong.
Usman Kansong menyampaikan itu dalam acara webinar National Virtual Talk dengan tema 'Pelajar Bangkit dari Pandemi: Berdaya, Berkarya, Berjaya' kerja sama dengan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU). Ia mengimbau masyarakat khususnya pelajar IPPNU untuk berperan serta bersama-sama bangkit dari pandemi dengan mengikuti panduan yang sudah ditetapkan pemerintah.
“Kami ingin mengajak pelajar IPPNU untuk bangkit dari pandemi, banyak hal yang harus kita lakukan. Pertama patuhi prokes, segerakan vaksin sehingga pemulihan kesehatan dapat tercapai dengan terbentuknya herd immunity, lalu nantinya kita dapat lebih leluasa melakukan berbagai kegiatan,” ujarnya.
Kabag Diseminasi Informasi Digital Biro Multimedia Divhumas, Kombes Heru Yulianto, mengatakan maraknya penyebaran media negatif dikhawatirkan membahayakan generasi muda dan demokrasi. Oleh karena itu, Polri turut mengedukasi anggotanya dan masyarakat untuk meningkatkan literasi digital.
“Salah satu upaya Divhumas Polri dalam menangkal hoaks adalah memonitor setiap berita dan melakukan penindakan dengan memberikan stempel hoaks kemudian disebarkan kembali pada masyarakat”, ujar dia.
Heru juga mengingatkan untuk bijak menggunakan media sosial. Terlebih ada jerat hukum bagi pelaku cyber bullying dan penyebar hoaks.
Sementara, Ketua Umum IPPN, Nurul Hidayatul Ummah, berharap kegiatan ini bisa mengedukasi para remaja putri dan terus berdaya. Menurutnya, dua tahun terakhir semua berjibaku melawan pandemi yang sangat berdampak pada remaja putri. Baik kendala-kendala yang terjadi di bidang pendidikan sehingga menyebabkan gap learning, juga para pelaku usaha rumahan yang terdampak langsung terhadap produk jualannya.
"Sehingga dibuatlah acara literasi dan motivasi agar pelajar putri bisa terus berdaya pada era pandemi dan berkarya di situasi sesulit apapun," ujar Nurul.