Selasa 02 Nov 2021 20:46 WIB

Ketika Ayah Nabi Muhammad Hampir Dikorbankan Sebab Nazar 

Abdul Muthallib batal mengorbankan Abdullah, ayahanda Rasulullah SAW

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Abdul Muthallib batal mengorbankan Abdullah, ayahanda Rasulullah SAW. Rasulullah SAW. Ilustrasi
Foto: Republika/Kurnia Fakhrini
Abdul Muthallib batal mengorbankan Abdullah, ayahanda Rasulullah SAW. Rasulullah SAW. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ibunda Nabi Muhammad SAW ialah Aminah binti Wahb. Sedangkan ayahnya adalah Abdullah bin Abdul Muthalib. Abdullah adalah anak Abdul Muthalib yang paling dicintainya.

Dalam perjalanan hidupnya, Abdullah sempat hampir disembelih ayahnya sendiri karena sebuah nazar. Abdullah dikorbankan berdasarkan nazar yang dimiliki Abdul Muthalib. 

Baca Juga

Dalam kitab 'Sirah Nabawiyah' karya Syekh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri, dijelaskan soal ketika Abdul Muthalib telah memiliki 10 orang anak. 

Saat itu, dia menyampaikan nazar yang pernah diucapkannya kepada anak-anaknya dan mereka pun patuh. Lalu dia menulis nama-nama mereka di anak panah untuk diundi, lalu diserahkan kepada patung Hubal. 

Setelah nama-nama anaknya yang tercantum pada anak panah itu dikocok, keluarlah nama Abdullah.

Abdul Muththalib pun menuntun Abdullah sambil membawa parang, berjalan menuju Ka'bah untuk menyembelih anaknya itu. Namun ternyata orang-orang Quraisy mencegahnya, terutama paman-pamannya dari pihak ibu dari Bani Makhzum dan saudaranya, Abu Thalib.

"Kalau begitu apa yang harus dilakukan sehubungan nazarku ini?," tanya Abdul Muthalib. Mereka yang mencegah pun mengusulkan untuk menemui seorang dukun perempuan. Maka ditemuilah dukun tersebut, lalu si dukun memerintahkan untuk mengundi Abdullah dengan 10 ekor unta.

Jika yang keluar nama Abdullah, maka dia harus menambah lagi dengan sepuluh ekor unta. Sedangkan bila yang keluar nama unta, maka unta-unta itulah yang disembelih.

Kemudian Abdul Muthalib melakukan pengundian. Setiap kali dilakukan pengundian, yang keluar adalah nama Abdullah, hingga jumlahnya mencapai seratus ekor unta, yang artinya sudah 10 kali undian. Barulah setelah itu undian yang keluar adalah nama unta. Maka, unta-unta itu pun disembelih sebagai pengganti Abdullah.

Daging-daging unta tersebut dibiarkan begitu saja dan tidak boleh dijamah manusia maupun binatang. Dan untuk diketahui, tebusan pembunuhan yang biasa berlaku di kalangan Quraisy dan bangsa Arab adalah 10 ekor unta.

Namun karena ada kejadian itu, jumlahnya berubah menjadi 100 ekor unta. Nabi Muhammad SAW pun pernah bersabda: 

 أنا ابن الذبيحين  "Aku adalah anak dua orang yang disembelih." Dalam hal ini, yang beliau SAW dimaksud adalah Nabi Ismail dan ayahnya sendiri, Abdullah.          

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement