Selasa 02 Nov 2021 20:57 WIB

Kapolri 'Potong Kepala' Dinodai Oknum Polantas Minta Bawang

Viral di medsos video oknum polantas menilang sopir truk meminta sekarung bawang.

Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot satu kombes dan enam kapolres sebagai aksi 'potong kepala' untuk memperbaiki citra polisi.
Foto: Humas Mabes Polri
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mencopot satu kombes dan enam kapolres sebagai aksi 'potong kepala' untuk memperbaiki citra polisi.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Eva Rianti, Ali Mansur

JAKARTA -- Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menunjukkan komitmennya melakukan pembenahan internal Polri dengan mencopot satu komisaris besar (kombes) dan enam AKBP. Sayangnya, di saat hampir bersamaan, pada Selasa (2/11), viral di media sosial video oknum polantas diduga menilang sopir truk dengan 'imbalan' sekarung bawang.

Baca Juga

Kapolri mencopot tujuh pejabat kepolisian perwira menengah. Mereka yang dicopot adalah Kombes Pol Franciscus X Tarigan, dirpolairud Polda Sulbar; AKBP Deni Kurniawan, kapolres Labuhan Batu Polda Sumut; AKBP Dedi Nur Andriansyah, kapolres Pasaman Polda Sumbar; AKBP Agus Sugiyarso, kapolres Tebing Tinggi Polda Sumut; AKBP Jimmy Tana, kapolres Nganjuk Polda Jatim; AKBP Saiful Anwar, kapolres Nunukan Polda Kaltara; dan AKBP Irwan Sunuddin, kapolres Luwu Utara Polda Sulsel.

Pencopotan satu kombes tersebut tertuang dalam surat telegram nomor ST/2279/X/KEP./2021 per tanggal 31 Oktober 2021. Sedangkan, enam AKBP dicopot dalam telegram nomor ST/2280/X/KEP./2021 tanggal 31 Oktober 2021. Kedua telegram itu ditandatangani oleh AS SDM Polri Irjen Wahyu Widada atas nama Kapolri.

Kapolri Jenderal Sigit sebelumnya mengutip peribahasa, 'Ikan Busuk Mulai dari Kepala'. Atau dengan kata lain, segala permasalahan internal di kepolisian, dapat terjadi karena pimpinannya bermasalah atau tidak mampu menjadi teladan bagi jajarannya.

"Ada pepatah, ikan busuk mulai dari kepala, kalau pimpinannya bermasalah maka bawahannya akan bermasalah juga. Pimpinan harus jadi teladan, sehingga bawahannya akan meneladani," kata Sigit.

Menurut dia, polisi tidak mungkin diikuti kalau tidak memulai dengan yang baik. Pejabat polisi juga tidak mungkin akan menegur bawahannya kalau tidak menjadi teladan. Sebagai Kapolri, Sigit memastikan, dirinya beserta pejabat utama Mabes Polri memiliki komitmen untuk memberikan reward bagi personel yang menjalankan tugasnya dengan baik dan bekerja keras untuk melayani serta mengayomi masyarakat. 

Namun sebaliknya, Sigit menegaskan, sanksi tegas akan diberikan kepada seluruh personel yang tidak menjalankan tugasnya dengan baik, atau melanggar aturan yang ada. Bahkan, Sigit tak ragu untuk menindak tegas pimpinannya apabila tidak mampu menjadi tauladan bagi jajarannya, apabila kedepannya masih melanggar aturan.

"Kalau tak mampu membersihkan ekor, maka kepalanya akan saya potong. Ini semua untuk kebaikan organisasi yang susah payah berjuang. Menjadi teladan, pelayan, dan pahami setiap masalah dan suara masyarakat agar kita bisa ambil kebijakan yang sesuai," tutup Sigit.

Sayangnya, langkah tegas Kapolri Sigit mencopot tujuh perwira menengah Polri itu dinodai oleh oknum Polantas Polresta Bandara Soekarno-Hatta yang memperburuk citra kepolisian. Pada Selasa (2/11), sebuah video viral di media sosial menunjukkan adanya seorang oknum kepolisian yang menilang sopir truk dengan meminta sekarung bawang. Kapolresta Bandara Soekarno-Hatta Kombes Polisi Edwin Hariandja mengonfirmasi kejadian itu terjadi di wilayahnya. “Iya (kejadian itu terjadi di wilayah hukum Polresta Bandara Soekarno-Hatta),” ujar Edwin saat dikonfirmasi.

Edwin tidak menjelaskan secara lebih detail mengenai insiden tersebut, seperti kronologi kejadian serta oknum yang bersangkutan. Dia hanya menyebut bahwa oknum tersebut tengah diperiksa Polda Metro Jaya. “Untuk jelasnya ke Polda, yang bersangkutan sedang diproses di Polda,” terangnya.

Berdasarkan video yang beredar luas di medsos, seorang oknum kepolisian yang menilang sopir truk. Oknum tersebut diduga meminta sekarung bawang sebagai ‘uang damai’ dengan sopir truk yang ditilang.

Dalam video berdurasi sekitar 30 detik, tampak seorang anggota polantas tengah berdiri di samping sepeda motor, dekat dengan posisi truk. Perekam video yang diduga sopir truk mengaku dimintai sekarung bawang saat terkena tilang. “Aku kena tilang, tapi dimintai bawangnya satu karung tuh, bos. Tuh bos, polisi, tolong rekan-rekan bantu kondisikannya,” ujarnya.

Sopir truk tersebut menyebut, oknum Polantas itu tidak mau diberi uang saat penilangan, dan justru meminta sekarung bawang. Untuk mendokumentasikan insiden itu, yang bersangkutan juga menyebutkan plat nomor Polantas terkait. “Dikasih uang Rp 100 ribu nggak mau, mintanya satu karung bawang. Platnya A-3870-MI,” lanjutnya.

Anggota Satlantas Polresta Bandara Soekarno-Hatta itu diketahui berinisial Aiptu PDH. Pihak Polda Metro Jaya memastikan yang bersangkutan dicopot dari jabatannya atau dipindahtugaskan akibat ulahnya meminta sekarung bawang saat menilang sopir truk. Tak hanya itu, oknum polisi tersebut juga terancam ditahan jika terbukti bersalah.

"Yang bersangkutan sudah dilakukan pemeriksaan oleh Propam Polda Metro Jaya langsung dicabut, ditarik, ditugaskan ke Bintara Yanma Polda Metro Jaya dalam rangka diperiksa," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus.

Menurut Yusri, Aiptu PDH sudah mengakui tindakan pungutan liarnya saat melakukan penilangan terhadap sopir truk. Ketika itu yang bersangkutan menukar penilangan dengan meminta sekarung bawang.

"Ada satu pelanggaran yang dibuat petugas tersebut dengan menerima, jadi pelanggaran lalu lintas tidak dilakukan penilangan tapi ditukar dengan satu karung bawang putih," tutur Yusri.

Saat ini, kata Yusri, oknum tersebut masih berada di Mapolda Metro Jaya. Menurutnya, pihak Propam bisa saja melakukan penahanan terhadap oknum itu. Penahanan itu bisa saja dilakukan jika yang bersangkutan terbukti bersalah. "Kita proses, sedang kita amankan. Kalau memang salah akan kita tahan," ucap Yusri.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement