REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Upaya sejumlah lembaga pendidikan Islam untuk memperkenalkan kembali tokoh-tokoh saintis Muslim dinilai sangat baik untuk membentuk karakter positif siswa.
Psikolog pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Dr Nurul Hidayah, mengatakan para siswa dapat mempelajari bagaimana para ilmuwan Muslim berkontribusi dalam membangun peradaban.
Sebab menurutnya selama ini para siswa lebih populer mengenal tokoh-tokoh ilmuwan Barat. Padahal ilmu pengetahuan mulai berkembang pesat di negara-negara barat baru pada abad ke-15 sampai abad ke-16 atau disebut periode renaisans.
Jauh sebelum itu dunia Islam memiliki banyak ilmuwan termasyhur yang mendorong kejayaan perkembangan pengetahuan yang puncaknya terjadi pada masa kekhalifahan Abbasiyah. Tokoh-tokoh ilmuwan Muslim seperti Ibnu Sina dan Al Khawarizmi berada di antara deretan ilmuwan Muslim yang karya-karyanya telah menginspirasi para ilmuwan modern.
Namun menurut Nurul selain memperkenalkan kembali teori-teori para ilmuwan Muslim, yang tak kalah penting adalah memperkenalkan karakter dan kepribadian ilmuwan Muslim kepada para siswa.
"Tentunya karakteristik dari para ilmuwan muslim itu juga perlu diperkenalkan, tidak hanya konten keilmuannya tapi juga karakteristik positif seperti bagaimana daya juang mereka untuk mencari ilmu di masa itu, keistqamahan, itu juga merupakan karakteristik positif yang perlu ditanamkan kepada anak didik," kata Nurul kepada Republika,co.id pada Selasa (2/11).
Selain itu menurut Nurul para pengajar juga bisa mengenalkan kepada para siswa tentang bagaimana para ilmuwan Muslim memiliki keterbukaan terhadap pendapat-pendapat yang berbeda. Serta tentang bagaimana para ilmuwan Muslim menghargai ilmu.
Lebih lanjut menurutnya banyak ilmuwan Muslim yang menguasai lebih dari satu disiplin keilmuan. Hal itu juga dapat menjadi motivasi tersendiri untuk diajarkan pada para siswa.
Meski begitu menurut Nurul perlu cara-cara baru untuk mengenalkan sosok para ilmuwan Muslim kepada generasi masa kini. Menurutnya langkah yang cukup efektif adalah dengan membuat visualisasi sehingga menarik minat anak-anak untuk mengenal lebih dekat tokoh ilmuwan Muslim.
"Sehingga bagaimana menghadirkan kembali sosok ilmuwan Muslim ini menggunakan media yang sesuai dengan anak-anak saat ini. Bisa dibuatkan misalnya video animasi yang bagus dan menggugah minat anak-anak untuk menyimak dan mempelajari lebih jauh," katanya.