REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Taliban mendesak para donatur internasional untuk melanjutkan dukungan penuh terhadap proyek-proyek hijau di Afghanistan. Hal ini disampaikan oleh pemimpin senior Taliban, Suhail Shaheen, melalui cuitan di akun Twitter pribadinya @suhailshaheen1 pada Ahad (31/10).
Cicitan itu menandai hari dimulainya Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-26 tentang Perubahan Iklim atau COP26 di Glasgow, Skotlandia. Shaheen mengatakan program iklim di Afghanistan yang telah disetujui untuk mendapat dukungan PBB harus dilanjutkan. “Afghanistan memiliki iklim yang rapuh. Ada kebutuhan untuk pekerjaan yang luar biasa,” kata dia dilansir Dawn yang mengutip AFP, Selasa (2/11).
“Beberapa proyek perubahan iklim yang telah disetujui dan didanai oleh Green Climate Fund, UNDP, Afghan Aid, harus dilanjutkan sepenuhnya," imbuhnya.
Meski demikian, rezim baru Taliban belum diakui oleh masyarakat internasional setelah menggulingkan rezim sebelumnya yang didukung Amerika Serikat pada Agustus 2021. Dengan demikian Imarah Islam baru ini tidak punya wakil di Glasgow ketika para pemimpin dunia berkumpul untuk memperbarui rencana dalam mengatasi krisis iklim global pada konferensi internasional tersebut.
Badan-badan bantuan telah memperingatkan kekeringan di Afghanistan, yang menurut para ilmuwan PBB telah diperburuk oleh perubahan iklim. Kekeringan itu dapat memaksa 22 juta orang menghadapi 'kerentanan pangan akut'.
Namun, pekerjaan badan-badan internasional telah terganggu lantaran adanya perubahan rezim dan para donatur internasional enggan bekerja sama dengan kelompok tersebut. Shaheen menekankan Taliban akan dapat memastikan keamanan tim yang bekerja dalam proyek tersebut.
"Imarah Islam Afghanistan berkomitmen untuk menyediakan keamanan dan lingkungan yang aman untuk pekerjaan LSM dan organisasi amal," sambung cuitan Shaheen.