Rabu 03 Nov 2021 06:00 WIB

Mencari Bakat Putri di Yuzu Isotonic Akmil Open 2021

Ada 736 atlet putri dalam kompetisi yang bergulir pada 28 Oktober-7 November ini.

Pebulu tangkis putri PB Djarum Nurul Tetra Junia br Matondang.
Foto: Dok. meg
Pebulu tangkis putri PB Djarum Nurul Tetra Junia br Matondang.

REPUBLIKA.CO.ID, MAGELANG -- Catatan emas yang ditorehkan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, di ajang Olimpiade Tokyo 2020 menjadi motivasi bagi para pebulu tangkis belia putri di Tanah Air. Upaya itu tecermin di wajah ratusan pebulu tangkis putri yang berlaga di kejuaraan Yuzu Isotonic Akmil Open 2021. Tercatat, 736 atlet putri ambil bagian dalam kompetisi yang bergulir pada 28 Oktober-7 November ini.

Mereka terbagi dalam 14 kategori yang terdiri dari Usia Dini Putri U11, Tunggal Anak Putri U13, Tunggal Pemula Putri U15, Tunggal Remaja Putri U17, Tunggal Taruna Putri U19, Tunggal Dewasa Putri, Ganda Pemula Putri U15, Ganda Remaja Putri U17, Ganda Taruna Putri U19, Ganda Dewasa Putri, Ganda Pemula Campuran U15, Ganda Remaja Campuran U17, Ganda Taruna Campuran U19, dan Ganda Dewasa Campuran. Ratusan pebulu tangkis tersebut datang dari berbagai penjuru kota di Indonesia demi mengasah kemampuan guna meraih prestasi terbaik pada kejuaraan yang dilangsungkan di GOR Djarum dan GOR Soeroto, Magelang, Jawa Tengah tersebut.

Satu di antara mereka adalah Nurul Tetra Junia br Matondang yang datang dari Labuhan Batu Utara (Labura), Sumatra Utara. Nia, sapaan akrabnya, merupakan peraih beasiswa bulu tangkis melalui Audisi Umum Djarum Beasiswa Bulutangkis 2017. 

Ia memulai perjalanannya melalui audisi di GOR Angkasa, Pekanbaru, Riau, menyisihkan ratusan bahkan ribuan atlet putri, hingga akhirnya menjadi bagian dari skuad Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum Kudus.

Persaingan antarpemain satu asrama dirasa Nia cukup ketat. Belum lagi ketika pandemi Covid-19 datang hingga meniadakan pertandingan bulu tangkis berskala nasional. Setiap atlet diuji untuk mampu beradaptasi, termasuk menunda mudik ke kampung halaman. Cerita Nia hampir serupa dengan sejumlah pebulu tangkis putri belia lainnya yang merantau dari luar pulau Jawa. Lika-liku itu menempa mereka menjadi pejuang tangguh yang berhasil di kancah tertinggi. 

Ketika kabar bakal bertanding di Yuzu Isotonic Akmil Open 2021 datang, atlet kelahiran Aek Kanopan, ibu kota kabupaten Labura, ini, langsung menghubungi orangtuanya. Dengan bangga, Nia memberi tahu statusnya sebagai pemain unggulan Tunggal Pemula Putri U15 berikut bermain rangkap pada Ganda Pemula Putri U15. Kebiasaan tersebut berlanjut hingga menit terakhir sebelum masuk ke lapangan. "Biasanya sebelum tanding, telepon dulu, minta doa. Orangtua bilang, 'semangat dan berdoa'," ujar Nia, dalam keterangan tertulis yang diterima republika.co.id, Selasa (2/11).

Nia mematok target menjadi semifinalis YUZU Isotonic Akmil Open 2021, meski diakuinya jika performanya semakin meningkat berkat bobot latihan yang terus ditambah. Di sisi lain, Nia ingin mengakhiri paceklik gelar juara sejak gelaran Daihatsu Astec Regional Junior 2019. "Sudah rindu juga meraih juara lagi," tutur Nia, yang kali terakhir menengok kampung halamannya jelang tutup tahun 2020. 

Tak hanya Nia, perjuangan sejak dini meniti karier sebagai atlet bulu tangkis juga dilalui Ni Komang Radha Gayatri Dewi Sutama dari PB Perkanthi dan Putu Dinda Ratna Pratiwi dari PB Bima Sakti. Dua srikandi bulutangkis Bali ini dipadukan saat pelatihan tingkat provinsi, hingga kemudian mewakili daerah asal mereka pada nomor Ganda Remaja Putri U17 di YUZU Isotonic Akmil Open 2021. 

"Sudah lama nggak ada turnamen, akhirnya saya memutuskan untuk kembali ikut," tutur Komang. "Kami rindu bertanding di kejuaraan," Putu, menimpali komentar pasangannya. 

Komang/Putu memetik pelajaran penting dari berbagai pertandingan yang dilalui di YUZU Isotonic Akmil Open 2021. Kalah atau menang merupakan lika-liku yang membentuk sosok dengan mental tangguh yang tak takut dengan tantangan apa pun. Keduanya tak menolak ketika tawaran berpasangan akan membuat keduanya menjalani latihan dan tekanan yang berat. "Dari sini, kami banyak belajar untuk bermain sabar," kata Putu, yang mengidolakan Olimpian Liliyana Natsir.

Sementara itu, legenda bulu tangkis Indonesia yang turut berjuang meraih Piala Uber 1994, Yuni Kartika menuturkan, tingginya animo dan semangat atlet putri di ajang YUZU Isotonic Akmil Open 2021 menjadi sinyal positif bagi regenerasi sektor putri nasional agar kelak dapat memanen lebih banyak gelar di kancah dunia.

“Banyaknya atet putri yang ambil bagian di kejuaraan ini menunjukkan bahwa Indonesia memiliki bakat dan sumber daya yang melimpah di sektor putri nasional. Untuk itu, saya berharap para atlet putri benar-benar memanfaatkan kejuaraan ini sebagai ajang mengasah kemampuan dan daya juang sehingga bisa berprestasi di kompetisi yang lebih tinggi,” kata Yuni.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement