Rabu 03 Nov 2021 08:17 WIB

Api Peparnas Papua Dinyalakan Secara Adat 

Kayage dikawal barisan pelari dari unsur TNI dan Polri.

Rep: Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Ketua Harian Peparnas XVI Papua Doren Wakerkwa (kanan) membakar tungku api di Kampung Kaitemung, Distrik Nimboran-Genyem, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (2/11/2021). Obor Peparnas XVI Papua akan diarak hingga ke Stadion Mandala yang menjadi lokasi pembukaan Peparnas pada 5 November 2021.
Foto: Antara/Indrayadi TH
Ketua Harian Peparnas XVI Papua Doren Wakerkwa (kanan) membakar tungku api di Kampung Kaitemung, Distrik Nimboran-Genyem, Kabupaten Jayapura, Papua, Selasa (2/11/2021). Obor Peparnas XVI Papua akan diarak hingga ke Stadion Mandala yang menjadi lokasi pembukaan Peparnas pada 5 November 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAYAPURA -- Api Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) XVI Papua dinyalakan lewat prosesi adat di Kampung Genyem, Distrik Nimboran, Sentani, Kabupaten Jayapura, Selasa (2/11). 

Kepala Suku Yahui Kampung Genyem, Yafit Yanse Maharga menggosokkan setangkai kayu berujung runcing ke wadah kayu yang diberi lubang. Di sekitar wadah ditebar beberapa jumput semak kering serta bilah-bilah besar kayu kelapa kering. 

Selang 15 menit, memercik bunga api dan langsung menyambar semak-semak kering yang telah disiapkan. Api membubung dan dengan cepat atau ondoafi, sebutan untuk pemimpin adat masyarakat asli Sentani Lembah Grime itu mengambil seikat ranting kayu kering sebagai wadah sementara bagi api sebelum dipindahkan ke tongkat obor Peparnas. 

"Kami serahkan api berkat Tuhan dari tanah damai untuk menerangi Indonesia dan dunia," kata Yafit kepada tokoh masyarakat Lembah Grime, Pendeta Albert dalam keterangan pers yang diterima republika.co.id, Selasa (2/11).