Rabu 03 Nov 2021 11:02 WIB

Food Estate, Jawaban Ketahanan Pangan Babel

Program pengembangan Food Estate di Babel tersebar di enam kabupaten

Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mendampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Food Estate atau Lumbung Pangan Babel. Program pengembangan Food Estate di Babel tersebar di enam kabupaten
Foto: Pemprov Babel
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mendampingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di Food Estate atau Lumbung Pangan Babel. Program pengembangan Food Estate di Babel tersebar di enam kabupaten

REPUBLIKA.CO.ID, PANGKAL PINANG -- Peringatan dari Food and Agriculture Organization (FAO) mengenai kemungkinan krisis pangan dunia akibat Pandemi Virus Corona (Covid-19), telah menyebabkan terjadinya perubahan pada sistem pangan dunia terutama terjadi pada masa awal pandemi. 

Menurut FAO beragam sektor merasakan pengaruhnya. Ketenagakerjaan di bidang pertanian diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 4,87 persen, termasuk produksi pertanian domestik yang diperkirakan menyusut sebesar 6,2 persen. 

Sama halnya dengan impor pangan yang telah mengalami penurunan sebesar 17,11 persen, serta harganya yang diperkirakan akan naik sebesar 1,20 persen dalam jangka pendek dan 2,42 persen pada 2022.

Menuju “Indonesia Maju” melalui “Penyediaan Cadangan Pangan” atau Food Estate yang dicanangkan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemenhan), menjadikan pembangunan Food Estate sebagai salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024 untuk mendukung ketahanan pangan nasional.