REPUBLIKA.CO.ID, PANGANDARAN -- Kelonggaran yang diberlakukan di Kabupaten Pangandaran tak serta merta membuat kasus Covid-19 di daerah itu meningkat. Setidaknya, sejak pertengahan Oktober 2021, kasus Covid-19 di Kabupaten Pangandaran sudah tak lagi mengalami penambahan.
Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran, Yadi Sukmayadi mengatakan, kasus Covid-19 di Pangandaran sudah tak mengalami penambahan sejak 18 Oktober. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Pangandaran per Selasa (2/11), sudah tak ada lagi kasus Covid-19 aktif di daerah itu.
"Sejak dari 18 Oktober hingga sekarang, kita tak ada kasus Covid-19," kata Yadi.
Kendati kasus Covid-19 sudah tak ada, Yadi mengatakan, pihaknya tetap melakukan pengetesan swab kepada masyarakat. Pengetesan dilakukan secara acak di tempat-tempat yang dinilai memiliki potensi penyebaran Covid-19, seperti di pasar, terminal, tempat wisata, dan sekolah.
Ia menyebutkan, dalam satu hari rata-rata pihaknya melakukan tes swab kepada 75 orang. Ia menjelaskan, pengetesan swab bukan hanya dilakukan kepada kontak erat pasien Covid-19.
Sebab, apabila hanya dilakukan kepada kontak erat, tingkat pengetesan akan rendah lantaran tak ada kasus Covid-19. "Indikatornya kita melakukan testing itu karena tempat itu menjadi tempat kerumunan, yang berpotensi menjadi tempat penyebaran Covid-19," ujar dia.
Yadi menambahkan, pihaknya juga terus melakukan percepatan vaksinasi Covid-19. Berdasarkan data per 1 November, cakupan vaksinasi dosis pertama secara keseluruhan di Kabupaten Pangandaran telah mencapai 75,4 persen atau 259.103 orang dari target 344.196 orang. Sementara cakupan dosis kedua mencapai 42,7 persen atau 146.898 orang.
Sementara vaksinasi dosis pertama kepada lansia mencapai 77,2 persen atau 38.017 orang dari target 49.226 orang. Sementara dosis kedua telah mencapai 39,8 persen atau 19.614 orang.
"Targetnya, tak sampai Desember kita sudah mencapai 70 persen dari dosis satu dan dua. Dengan begitu, akan muncul herd immunity," kata dia.