Rabu 03 Nov 2021 15:14 WIB

Sukabumi Dorong Koperasi Sehat Cegah Warga Terjerat Pinjol

Hal ini diharapkan bisa mempercepat bangkitnya ekonomi warga di tengah masa pandemi.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Mas Alamil Huda
Pemkot Sukabumi berupaya memperkuat digital marketing bagi pelaku koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebab di masa pandemi Covid-19 proses pemasaran produk secara konvensional kini mulai beralih ke online atau daring.
Foto: istimewa
Pemkot Sukabumi berupaya memperkuat digital marketing bagi pelaku koperasi dan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Sebab di masa pandemi Covid-19 proses pemasaran produk secara konvensional kini mulai beralih ke online atau daring.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Pemkot Sukabumi, Jawa Barat, mendorong ratusan koperasi yang tidak aktif agar kembali sehat. Hal ini diharapkan bisa mempercepat bangkitnya ekonomi warga di tengah masa pandemi Covid-19 dan mencegah terjerat pinjaman online (pinjol) ilegal.

''Pelatihan ini mendorong terwujudnya koperasi sehat untuk menyelesaikan masalah sosial di tengah masyarakat misalnya mencegah pinjol ilegal,'' kata Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi saat membuka pelatihan juru buku bagi koperasi dan pra koperasi tahun anggaran 2021 di Hotel Fresh, Rabu (3/11).

Baca Juga

Namun, dunia koperasi juga terdampak oleh pandemi, baik sisi produksi, pendistribusian, dan pembiayaan. Sehingga pemerintah gencar mendorong kepada daerah agar memotivasi koperasi supaya kuat di masa pandemi karena terbukti paling kuat di tengah krisis.

Fahmi mengatakan, ada tiga faktor yang sesuai dengan regulasi supaya berjalan baik. Pertama memastikan koperasi melakukan rehabilitasi, di mana yang tidak sehat sehatkan dan kurang baik dikuatkan.

Indikatornya, kata Fahmi, pelaksanaan rapat anggota tahunan (RAT) dan di Sukabumi baru 70 unit dari 341 unit yang rutin menggelarnya dan menunjukkan banyak yang belum sehat dan harus sehat. Kedua memastikan reorientasi yang dilakukan dan bagaimana bicara kualitas yang baik.

Khusus untuk pra koperasi, lanjut Fahmi, pengurus harus siapkan pengelolaan koperasi yang profesional. Selain itu jenis kegiatannya bukan hanya simpan pinjam tapi harus lebih luas lagi dalam pengelolaan koperasi.

Ketiga, lanjut Fahmi, koperasi harus mendorong pengembangan dengan melibatkan teknologi. Di samping itu melibatkan generasi muda di koperasi sesuai dengan visi baru pengelolan koperasi.

''Pelatihan memotivasi yang sudah berbentuk kuat, kokoh, dan memberikan solusi dan pra koperasi memiliku tekad kuat dalam mengatasi masalah sosial yang ada,'' ungkap Fahmi. Misalnya, maraknya pinjol dapat diatasi dengan koperasi yang jadi solusi masalah. Intinya, harus ada kolaborasi antara pemerintah dan koperasi memberikan solusi.

Kepala Diskumindag Kota Sukabumi Ayi Jamiat menambahkan, kegiatan ini diikuti sebanyak 50 orang peserta yakni 30 koperasi aktif dan 20 yang akan membuat koperasi. Di mana yang akan membentuk koperasi antara lain Kelompok wanita tani, pontren, PMII, Pemuda Pancasila, dan asosiasi pedagang kaki lima.

Di mana jumlah koperasi sebanyak 341 koperasi dan terus tumbuh. Sejalan dengan PP No 7 Tahun 2021 tentang Kemudahan, Pelindungan, dan Pemberdayaan Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah.

Namun, pertumbuhan perlu diimbangi dengan pelatihan dan pembinaan SDM koperasi. Terlebih pemerintah pusat memberikan anggaran dana operasional melalui Lembaga Pengelola Dana Bantuan (LPDB) untuk membantu koperasi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement