16 Petugas BPBD Cari Korban Perahu Terbalik di Bengawan Solo
Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Mas Alamil Huda
Proses pencarian penumpang perahu tradisional yang tenggelam di Bengawan Solo, Kabupaten Bojonegoro, Jatim, Rabu (3/11). | Foto: Dok. BPBD Bojonegoro
REPUBLIKA.CO.ID, BOJONEGORO -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menurunkan 16 petugas untuk mencari korban laka air perahu terbalik di Bengawan Solo. Untuk mempercepat proses pencarian, BPBD setempat juga menerjunkan tiga perahu karet.
Kepala BPBD Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto, mengatakan, perahu-perahu tersebut diterjunkan untuk menelusuri Bengawan Solo. "Dengan radius satu sampai dua kilometer dari lokasi kejadian," ucapnya saat dihubungi wartawan, Rabu (3/11).
Sebelumnya, sebuah perahu terbalik di aliran Bengawan Solo, Rabu (3/11) pukul 09.30 WIB. Peristiwa ini lebih tepatnya terjadi di Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur (Jatim).
Menurut Ardhian, peristiwa ini bermula dari adanya penyebrangan yang menggunakan perahu tradisional di lokasi. Perahu yang ditarik dengan tambang ini menyeberangkan penumpang dari arah Desa Ngadirojo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban menuju Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro.
BPDB Bojonegoro memperkirakan jumlahnya sekitar 23 orang di perahu nahas tersebut. Di berita Republika.co.id sebelumnya disebut ada 24 orang. Adapun mengenai jumlah penumpang, sampai saat ini belum ada data pasti dari lapangan. Di perahu tersebut juga dilaporkan ada tujuh unit kendaraan roda dua.
Sementara itu, Ketua Elang Bengawan Rescue Lugito mengatakan, setidaknya ada 12 orang yang berhasil diselamatkan hingga Rabu (3/11) sore. Adapun identitas korban yang berhasil diselamatkan antara lain Mardiani, Hafid, Mujianto, Budi (24) dan Arif Dwi Setiawan. Kemudian Matsarmuji, Adit, Tasmiatun (33), Aat Noviandik, Abdul Hadi (9) dan Nofi Andi Susanto (29).
Di samping itu, relawan setempat juga sudah mendapatkan identitas beberapa korban yang belum ditemukan. Mereka antara lain pengemudi perahu bernama Kasian, Erma Azila, dan Dian yang merupakan warga Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Kemudian warga asal Rembang, Koro lalu Sutri, dan Basori asal Tuban.
Selain itu, tim relawan juga menduga ada lima orang lainnya yang turut menjadi korban. Namun identitas mereka belum diketahui karena tidak ada data penumpang yang pasti.