REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- PT Pendidikan Maritim dan Logistik Indonesia (PMLI) anak usaha PT Pelabuhan Indonesia (Persero) bakal memiliki tugas vital peningkatan kapasitas pekerja pelabuhan di Indonesia. Hal itu seiring kebijakan pemerintah yang menggabungkan Pelindo I-IV menjadi satu perusahaan.
Direktur Utama PMLI, Chiefy Adi Kusmargono, mengatakan penggabungan perusahaan itu akan memegang peranan penting dalam kemajuan tata kelola pelabuhan di Indonesia. Karenanya, PMLI sebagai anak usaha yang fokus dalam pengembangan SDM bertanggung jawab agar para pekerja mampu membawa perusahaan lebih maju di bidang kepelabuhanan.
"Kita punya peran vital dalam pengembangan kompetensi SDM bidang kepelabuhanan. Juga di bidang jasa kelautan, logistik, serta manajemen dan bisnis," kata Chiefy saat ditemui Republika di Bogor, Rabu (3/11).
Di sisi lain, Chiefy mengatakan, PMLI juga harus mengembangkan budaya perusahaan dari sisi kepemimpinan dan budaya sesuai dengan nilai inti BUMN, AKHLAK yang ditetapkan Kementerian BUMN.
"Dari dua hal itu, PMLI akan menjadi special vehicle purpose untuk pengembangan Pelindo grup yang punya empat subholding. Yakni peti kemas, serbaguna, jasa kelautan, dan logistik di empat regional Pelindo saat ini," katanya.
Ia mengatakan, tantangan itu telah didukung dengan tenaga pengajar ahli di di bidangnya dari kalangan akademisi, internal perusahaan, hingga pemerintah yang memegang kebijakan. Modal tersebut mendukung PMLI secara kuat dalam meningkatkan kompetensi pekerja pelabuhan, termasuk dalam tren digitalisasi saat ini.
Adapun model pembelajaran yang diterpkan sudah berbasis digital. Di mana, setiap pekerja dapat mengakses e-wallet dan memiliki paket pembelajaran yang diminati di plaform e-learning yang dibangun. Paket-paket tersebut disediakan oleh lembaga pendidikan yang menjadi mitra PMLI.
Dengan sistem itu, platform pembelajaran di Pelindo layaknya marketplace. PMLI pun memperoleh pembagian pendapatan dari mitra lembaga pendidikan karena pihaknya yang membangun platform tersebut.
"Karyawan Pelindo punya budget Rp 7 juta dalam satu tahun. Jumlah karyawan ada sekitar 7.500 orang. Jadi dia harus belanjakan itu. Itu sudah enak sekali, sehingga otomatis terbangun learning culture. Ini terobosan kita," kata Chiefy.
Kendati demikian, ia menegaskan, PMLI tidak hanya fokus pada lingkungan Pelindo dalam hal pengembangan SDM. Pihaknya juga terbuka untuk BUMN lain, BUMN, serta perusahaan swasta sehingga PMLI telah menjadi perusahaan inklusif di bidang pembangunan SDM.
"Saat ini, kita memiliki fasilitas learning and consulting yang terbagus di Indonesia. Okupansi kita juga maksimal karena banyak yang belajar disini, termasuk kegiatan sharing session, rapat, hingga MICE," ujarnya.