Kamis 04 Nov 2021 00:04 WIB

Tudingan Prancis ke Australia: Pembohong dan Tukang Tipu

Dubes menilai penipuan Australia terkait dengan pembelian kapal selam disengaja.

 Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara selama konferensi media pada KTT G20 di Roma, Minggu, 31 Oktober 2021
Foto: AP/Domenico Stinellis
Presiden Prancis Emmanuel Macron berbicara selama konferensi media pada KTT G20 di Roma, Minggu, 31 Oktober 2021

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Ketegangan hubungan antara Prancis dan Australia belum juga usai. Setelah menyebut Australia pembohong, kini Paris menuding negeri Kanguru itu sebagai penipu. 

Duta Besar Prancis untuk Australia Jean-Pierre Thebault menuding Australia bertindak penuh tipu daya ketika tiba-tiba membatalkan kesepakatan pembangunan kapal selam bernilai multi-miliar dolar.  Dubes Thebault menuding Australia bertindak sengaja.

Baca Juga

"Penipuan itu disengaja," kata Thebault kepada media di Canberra pada Rabu.

Thebault menyebut tindakan Australia seperti "menusuk dari belakang". Pasalnya, kontrak pembangunan kapal selam berkaitan dengan kesepakatan bersama tentang transmisi data yang sangat rahasia.

Australia pada September membatalkan kesepakatan dengan kontraktor pertahanan Prancis, Naval Group, dan sebagai gantinya memilih untuk membangun sedikitnya 12 kapal selam bertenaga nuklir melalui kesepakatan baru dengan Amerika Serikat dan Inggris.

Aliansi baru yang dijuluki AUKUS itu dirancang untuk memberi Australia akses ke kapal selam bertenaga nuklir untuk pertama kalinya. Keputusan itu telah menyebabkan keretakan hubungan bilateral, dengan Prancis menarik dubesnya dari Australia dan AS sebagai protes.

Thebault, yang kembali ke Canberra bulan lalu, pertama kalinya berbicara secara terbuka tentang hubungan Australia-Prancis."Ini bukan hal-hal yang dilakukan di antara mitra--apalagi di antara teman," kata Thebault, yang menyatakan bahwa pemerintah Prancis tidak bermasalah dengan orang-orang Australia.

Perdana Menteri Australia Scott Morrison menolak untuk mengomentari pernyataan Thebault."Klaim dibuat dan klaim dibantah, yang dibutuhkan sekarang adalah kita harus melangkah maju," kata Morrison kepada wartawan, dalam perjalanannya menuju Uni Emirat Arab setelah menghadiri KTT Perubahan Iklim PBB (COP26) di Skotlandia.

Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Ahad (31/10) mengatakan Morrison telah berbohong kepadanya tentang niat Canberra. Morrison telah membantah klaim tersebut. Dia mengaku telah menjelaskan kepada Macron bahwa kapal selam konvensional tidak akan lagi memenuhi kebutuhan Australia.

Morrison dan Macron berbicara pekan lalu sebelum pemimpin Australia itu secara terbuka meminta berjabat tangan dengan mitranya dari Prancis itu pada pertemuan G20. Destabilisasi hubungan diplomatik yang biasanya dekat antara kedua negara sekarang terancam meluas ke bidang perdagangan.

 

sumber : Reuters/antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement