REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian BUMN selaku pemegang saham mayoritas terus melebarkan perpektif dan mengkaji berbagai kemungkinan opsi terkait langkah pemulihan di tengah usaha restrukturisasi Garuda Indonesia. Hal itu bertujuan agar flag carrier maskapai nasional itu bisa fokus pada orientasi bisnis di rute penerbangan domestik.
Penekanan itu disampaikan Menteri BUMN, Erick Thohir usai menyaksikan penandatangan kerja sama antara Garuda Indonesia dengan Emirates di Dubai, UEA, Rabu (3/11). Perjanjian dalam bentuk code sharing tersebut menyatakan bahwa pelanggan Garuda tetap bisa menjelajahi rute internasional melalui maskapai Emirates.
"Upaya restrukturisasi terus berjalan. Negosiasi utang-utang Garuda yang mencapai 7 miliar dolar AS karena leasing cost termahal yang mencapai 26 persen dan juga korupsi lagi dinegosiasikan dengan para lessor," ujar Erick dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis (4/11).
Meski demikian, lanjut Erick, Kementerian BUMN tetap berusaha membuka opsi lain agar bisa membantu pemulihan Garuda. Menurut Erick, Garuda masih memiliki nilai di mata pelanggannya melalui adanyabkerja sama code sharing dengan Emirates dalam melayani rute penerbangan ke luar negeri.
Hal ini diharapkan berdampak positif dalam mendukung orientasi baru Garuda yang akan lebih fokus melayani rute domestik."Bagaimana pun juga, kita tidak bisa tinggal diam, bukan? yang namanya usaha dan mencari solusi harus tetap dipikirkan. Termasuk juga menyusun strategi dan fokus baru untuk bisnis penerbangan domestik Garuda," kata Erick.