Jumat 05 Nov 2021 01:36 WIB

Kedubes AS Izinkan Staf Tinggalkan Ethiopia

Konflik di Ethiopia membuat staf kedubes AS diizinkan meninggalkan negara tersebut

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Konflik di Ethiopia membuat staf kedubes AS diizinkan meninggalkan negara tersebut. Ilustrasi.
Foto: AP/Ethiopian News Agency
Konflik di Ethiopia membuat staf kedubes AS diizinkan meninggalkan negara tersebut. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA - Kedutaan Besar Amerika Serikat (Kedubes AS) di Addis Ababa, Ethiopia mengizinkan staf beserta keluarganya meninggalkan Ethiopia, Rabu (3/11) waktu setempat. Langkah ini dilakukan karena adanya konflik bersenjata di negara tersebut ketika pasukan pemberontak mengancam mengerahkan pasukannya ke ibu kota.

"Departemen (Negara) mengizinkan keberangkatan sukarela pegawai pemerintah AS non-darurat dan anggota keluarga pegawai darurat dan non-darurat dari Ethiopia karena konflik bersenjata, kerusuhan sipil, dan kemungkinan kekurangan pasokan," kata kedutaan dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

AS mengatakan perjalanan ke Ethiopia tidak aman dan ada kemungkinan eskalasi lebih lanjut. "Pemerintah Ethiopia sebelumnya telah membatasi atau mematikan internet, data seluler, dan layanan telepon selama dan setelah kerusuhan sipil," katanya.

Keputusan tersebut diambil setelah AS menyatakan keprihatinannya tentang peningkatan kekerasan dan merebaknya permusuhan di Ethiopia. AS kembali mengulangi seruannya untuk menghentikan operasi militer demi pembicaraan gencatan senjata.

Juru bicara pemerintah Ethiopia, Legesse Tulu, belum menanggapi permintaan berkomentar hingga berita ini dimuat di laman Reuters. Pada Selasa (2/11), Ethiopia mengumumkan status darurat karena pasukan dari wilayah utara Tigray mengancam untuk maju ke ibukota, Addis Ababa.

Utusan khusus AS untuk Tanduk Afrika Jeffrey Feltman diperkirakan akan tiba di Addis Ababa untuk mendesak penghentian operasi militer di utara dan untuk memulai pembicaraan gencatan senjata. Selain AS, Inggris mendesak warganya untuk meninjau kebutuhan mereka untuk tinggal di Ethiopia dan mempertimbangkan untuk pergi sementara opsi komersial tersedia.

Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed berjanji untuk mengubur musuh-musuh pemerintahnya "dengan darah kami". Pasukan pemberontak Tigrayan dan sekutu Oromo mereka mengancam untuk maju ke Addis Ababa.

Juru bicara Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) Getachew Reda mengatakan pasukan Tigrayan berada di kota Kemise di negara bagian Amhara, 325 kilometer dari ibu kota. Pihaknya berjanji untuk meminimalkan korban dalam perjalanan mereka ke Addis Ababa.

"Kami tidak bermaksud menembak warga sipil dan kami tidak ingin pertumpahan darah. Jika memungkinkan, kami ingin prosesnya damai," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement