Jumat 05 Nov 2021 06:56 WIB

Prancis Larang Kampanye Kebebasan Jilbab Uni Eropa

Kampanye kebebasan jilbab Uni Eropa dilarang Prancis.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Hafil
Prancis Larang Kampanye Kebebasan Jilbab Uni Eropa. Foto: Ilustrasi Islamofobia
Foto: Foto : MgRol_94
Prancis Larang Kampanye Kebebasan Jilbab Uni Eropa. Foto: Ilustrasi Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID,PARIS -- Sebuah kampanye yang mengusung keragaman di antara perempuan dan kebebasan mereka untuk mengenakan jilbab telah dihentikan paksa. Prancis melarang keras kampanye tersebut dan menganggap kampanye tersebut bertentangan dengan nilai-nilai Prancis.

Sebuah gambar menunjukkan potret dua wanita muda yang tengah tersenyum dibelah menjadi dua tapi menyatu. Potret tersebut menunjukkan satu sisi dengan rambut terbuka dan yang lainnya mengenakan jilbab.

Baca Juga

“Kecantikan ada dalam keberagaman sebagaimana kebebasan ada dalam hijab,” tulis salah satu slogannya. “Betapa membosankannya dunia jika semua orang terlihat sama? Rayakan keberagaman dan hormati hijab,” kata tulisan lainnya.

Kampanye tersebut dibiayai oleh Uni Eropa, diluncurkan pekan lalu oleh Dewan Eropa, sebuah badan hak asasi pan-Eropa.

Dilansir dari The National News, Jumat (5/11), pemerintahan Presiden Emmanuel Macron mengajukan keberatan atas kampanye tersebut. Melalui siaran radio, politisi sayap kiri dengan cepat mengangkat poin atas dasar kesetaraan, sedangkan kandidat sayap kanan menyebutnya sebagai propaganda Islam.

Menteri Pemuda, Sarah El Hairy, mengatakan, Prancis tidak setuju karena kampanye tersebut dianggap mendorong pemakaian jilbab, sesuatu yang Pemerintah Paris berusaha atur dalam kehidupan umum. Dari sayap kanan, Marine Le Pen dan Eric Zemmour juga mengkritik kampanye tersebut.

Kepala wilayah Paris, Valerie Pecresse, calon kandidat presiden lainnya melawan Macron dari sayap kanan tradisional, mengatakan, dia heran dengan peluncuran itu dan mengatakan bahwa jilbab bukanlah simbol kebebasan baginya.

Mantan negosiator Brexit Uni Eropa Michel Barnier, yang juga mencari nominasi sayap kanan untuk mencalonkan diri sebagai presiden, mengatakan konsep itu adalah ide yang buruk.

Prancis adalah salah satu dari 47 negara anggota dewan, yang bertindak sebagai penjaga Konvensi Eropa tentang Hak Asasi Manusia.

"Saya sangat terkejut, ini kebalikan dari nilai-nilai yang dibela Prancis, itu mempromosikan pemakaian jilbab," kata El Hairy. 

Baca juga : Naskah Khutbah Jumat: Ketika Sehat Lupa, di Kala Sakit Ingat

"Ini harus dikutuk dan karena itu Prancis memperjelas ketidaksetujuannya yang sangat kuat dan karenanya kampanye tersebut sekarang telah ditarik pada hari ini," katanya.

Dewan mengatakan menarik kampanye karena pernyataan itu adalah pendapat individu daripada posisi dewan.

"Kami telah menghapus pesan-pesan tweet ini sementara kami merenungkan presentasi yang lebih baik dari proyek ini," kata perwakilan Dewan Eropa Marija Pejcinovic Buric kepada AFP.

Tweet mencerminkan pernyataan yang dibuat oleh peserta individu di salah satu lokakarya proyek dan tidak mewakili pandangan Dewan Eropa atau sekretaris jenderalnya,” kata Buric.

Sumber:

https://www.thenationalnews.com/world/uk-news/2021/11/04/eu-hijab-inclusivity-campaign-dropped-after-anger-in-france/

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement