REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pemerintah Kota Bandung belum bisa melakukan operasi pasar untuk sementara waktu di saat harga minyak curah sedang mengalami kenaikan. Harga minyak curah saat ini sebesar Rp 18 ribu, lebih tinggi dari harga eceran tertinggi (HET) pemerintah sebesar Rp 12.500.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disdagin) Kota Bandung, Elly Wasliah, mengatakan, pihaknya sempat berkoordinasi dengan Bulog Bandung untuk melakukan operasi pasar. Namun perkembangan terbaru, stok minyak goreng kosong.
"Nggak (operasi pasar), stok minyak gorengnya kosong di Bulog," ujarnya saat dikonfirmasi, Jumat (5/11). Ia menuturkan, pihaknya saat ini tengah mencari produsen minyak goreng yang dapat diajak untuk melakukan operasi pasar. "Kita sedang mencari produsen minyak goreng yang mau diajak operasi pasar," ungkapnya.
Elly menyebut, kenaikan harga minyak goreng curah disebabkan harga minyak mentah di dunia sedang naik. Pihaknya sedang mencari cara agar harga minyak goreng dapat stabil dan masyarakat dapat mengakses dengan harga terjangkau.
Terpisah, Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengaku heran harga minyak goreng curah yang mengalami kenaikan. Ia pun meminta Kepala Disdagin Kota Bandung untuk segera memantau perkembangan harga minyak goreng.
"Saya heran padahal demand gak naik saya pikir gak tersendat juga. Saya minta ke kadisdagin sama tim di lapangan memantau," katanya.
Ia melanjutkan pihaknya ingin memastikan agar masyarakat tidak dirugikan dengan kenaikan harga tersebut. Ia mengaku akan berkoordinasi dengan pihak lain terkait operasi pasar.