REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Imas Damayanti, Dian Fath, Antara
JAKARTA -- Seiring dengan terbitnya izin penggunaan darurat vaksin Sinovac bagi anak dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk anak usia 6-11 tahun, pemerintah dinilai perlu melakukan pendekatan berbeda dengan vaksinasi dewasa.
Ketua Satgas Covid-19 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Makky Zamzami menyatakan strategi dalam melakukan vaksinasi anak dinilai akan berbeda dengan vaksinasi yang dilakukan untuk orang dewasa. Sebab, pendekatan antara vaksinasi usia dewasa dengan anak sangatlah berbeda.
"Yang perlu dipersiapkan (terkait vaksinasi anak), kan saat ini sekolah sudah PTM (pembelajaran tatap muka). Maka ada pendekatan berbeda terkait vaksinasi ini, vaksin bergerak lebih tepat dilakukan di sekolah," kata Makky saat dihubungi Republika.co.id, Jumat (5/11).
Vaksinasi anak yang dilakukan di sekolah-sekolah, kata dia, merupakan upaya yang tepat sehingga pemerintah dapat menjemput bola dengan cara yang lebih efisien. Menurut Makky, apabila vaksinasi anak tidak dilakukan dengan cara menjemput bola, maka target vaksinasi anak akan berjalan lambat.
Namun demikian, dia mengecualikan vaksinasi bagi anak-anak di jenjang TK. Strategi jemput bola ke sekolah-sekolah itu dinilai Makky akan mempermudah distribusi vaksin yang lebih terukur di lapangan.