Jumat 05 Nov 2021 18:52 WIB

Alasan-Alasan Mengapa Poligami Hanya Khusus Laki-Laki?

Poligami memberikan konsekuensi berat bagi para suami

Rep: Imas Damayanti/ Red: Nashih Nashrullah
Poligami memberikan konsekuensi berat bagi para suami. Menikah muda.ilustrasi
Foto: antarafoto
Poligami memberikan konsekuensi berat bagi para suami. Menikah muda.ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, – Poligami dalam Islam merupakan kegiatan yang dilakukan terkhusus bagi laki-laki saja. Mengapa poligami hanya khusus laki-laki sedangkan poliandri dilarang bagi perempuan?

Dilansir di Elbalad, Jumat (5/11), mungkin pertanyaan-pertanyaan tentang mengapa Allah SWT mengatur poligami untuk pria dan bukan wanita, membolehkan poligami untuk pria saja bukan wanita seperti ini kerap muncul di benak banyak wanita. 

Baca Juga

Bahkan beberapa orang non-Muslim kerap menuduh Islam melalui masalah ini dengan dalih tidak adil antara pria dengan wanita ketika poligami itu dibolehkan hanya untuk laki-laki.

Mengapa poligami hanya untuk laki-laki sedangkan naluri yang memotivasi seorang wanita adalah kecemburuan, dan penolakannya terhadap wanita lain untuk berbagi suaminya dengannya justru dibolehkan dalam syariat?

Para ulama menyebutkan bahwa Allah SWT memberikan kelebihan bagi hamba-Nya satu sama lain. Allah juga memerintahkan agar hamba-Nya tidak mengharapkan apa yang Tuhan lebih suka satu sama lain.

Laki-laki memiliki bagian dan wanita memiliki bagian lain. Allah SWT telah mengamanatkan laki-laki untuk menafkahkan perempuan, merawatnya, dan bersikap baik padanya, dan menjadikannya mahar, nafkah, dan mahar dan tunjangan yang harus dipenuhi. Allah berfirman dalam Alquran surat An Nisa ayat 32: 

وَلَا تَتَمَنَّوْا مَا فَضَّلَ اللَّهُ بِهِ بَعْضَكُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ ۚ لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبُوا ۖ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا اكْتَسَبْنَ ۚ وَاسْأَلُوا اللَّهَ مِنْ فَضْلِهِ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا

“Wa laa tatamanaw maa faddhalallahu bihi ba’dhakum ala ba’dhin lirrijaali nashibun mimma-ktasabuu wa linnisaa-I nashibun mimma-ktasabna was-alullaha min fadhlih innallaha kaana bikulli sya’in aliman.” 

Yang artinya, “Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebahagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Mahamengetahui segala sesuatu.”

Jika dilihat dari sifat fisiologis dan biologis...

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement