Jumat 05 Nov 2021 19:39 WIB

Muslim Gurugram India Dilarang Sholat Jumat dan Reaksi Umat

Larangan sholat dan ibadah langgar konstitusi India

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Nashih Nashrullah
Larangan sholat dan ibadah langgar konstitusi India. Ilustrasi Muslim India sholat.
Foto: AP / Manish Swarup
Larangan sholat dan ibadah langgar konstitusi India. Ilustrasi Muslim India sholat.

REPUBLIKA.CO.ID, GURUGRAM – Setiap Jumat, Najis Mohammad akan melaksanakan sholat  Jumat di tempat umum, dekat toko tukang cukurnya di Gurugram, India. Kota yang masih populer dengan nama lamanya, Gurgaon, merupakan kota satelit di pinggiran ibu kota India, New Delhi.

Meski demikian, untuk pekan ini ia tidak memiliki tempat untuk pergi dan melaksanakan sholat  Jumat. “Hari ini, saya tidak yakin apakah saya bisa sholat  di mana saja,” katanya dikutip di Aljazirah, Jumat (5/11). 

Baca Juga

Kelompok-kelompok Hindu sayap kanan disebut telah mendirikan tenda-tenda besar dan menyalakan api ritual untuk melakukan fungsi keagamaan di tanah yang sama di area Sektor 12A kota itu, tempat Nazim berdoa setiap hari Jumat. 

Acara tersebut dihadiri sejumlah politisi dan pendeta Hindu, termasuk Kapil Mishra, yang tergabung dalam Bharatiya Janata Party (BJP) pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi.

Mishra sendiri dituduh menghasut melakukan kekerasan agama di New Delhi tahun lalu, yang terburuk di kota itu dalam beberapa dekade. Dalam bentrokan tersebut, 53 orang yang kebanyakan dari mereka Muslim terbunuh. 

Acara Jumat ini terjadi beberapa hari setelah pejabat di negara bagian Haryana, India utara, mencabut izin sholat  Jumat, di delapan titik dari 37 tempat umum di Gurugram. 

"Izin untuk sholat di delapan tempat yang telah diidentifikasi sebelumnya telah dibatalkan. Jika muncul keberatan dari penduduk di tempat lain, izin untuk sholat  juga akan dibatalkan di sana," kata polisi Gurugram dalam sebuah pernyataan.

Baca juga: Tiga Perangai Buruk dan Tiga Sifat Penangkalnya

Keputusan polisi itu muncul menyusul kampanye selama berpekan-pekan oleh kelompok-kelompok Hindu dan penduduk setempat, yang telah mengganggu sholat Jumat di sekitar lokasi. Mereka memutar lagu-lagu religi di pengeras suara dan meneriakkan slogan-slogan kebencian. 

Sebuah organisasi selaku payung kelompok Hindu, Sanyukt Hindu Sangharsh Samiti (Komite Perjuangan Bersama Hindu), bahkan mengeluarkan “ultimatum” kepada pihak berwenang. Mereka mengatakan akan bergerak sendiri menghentikan sholat Jumat, jika Pemerintah Gurugram gagal melakukannya. 

“Kami memberikan peringatan yang sopan. Kami tidak akan mengirimkan lebih banyak memorandum. Maka itu, akan menjadi tanggung jawab pemerintah untuk menjaga perdamaian, bukan milik kita,” tulis surat kabar Indian Express, mengutip pernyataan Presiden kelompok itu untuk wilayah Haryana, Mahavir Bhardwaj, pekan lalu.

Baca juga: Nasihat KH Mashum Sufyan Supaya Tiru Filosofi Beras

Dia juga mengatakan, pihaknya siap menerima 'lathis' (pukulan menggunakan batang bambu tebal milik kepolisian India) maupun masuk penjara. Tak hanya itu, dia mengatakan tidak akan lari jika ditembak, tetapi kondisi yang ada disebut tidak akan ditoleransi. 

Sebuah laporan oleh situs berita Scroll.in pada 2018 mengatakan ada 22 masjid di Gurugram. Menurut sensus 2011, kota ini memiliki penduduk 1,1 juta orang, di mana kurang dari 5 persennya adalah Muslim. 

“Tidak ada masjid di dekat sini, tempat kami bisa pergi dan melaksanakan sholat Jumat. Masjid terdekat berjarak hampir 4 kilometer,” kata Najis.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement