REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute for Development of Economics and Finance (Indef) memperkirakan ekonomi kuartal IV-2021 akan tumbuh di rentang 3,5 persen sampai 4 persen jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy)."Jadi ini tumbuh sedikit dari realisasi kuartal III 2021 yakni 3,51 persen (yoy)," kata Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad dalam konferensi pers Tanggapan Indef Atas Capaian Ekonomi Kuartal III 2021 di Jakarta, Jumat (5/11).
Menurut dia, perkiraan tersebut didasarkan oleh beberapa pertimbangan yakni dorongan hari raya yang masih lemah dan masih adanya ancaman Covid-19 gelombang ketiga. Momen hari raya pada akhir tahun ini diperkirakan tak terlalu mendorong aktivitas ekonomi kuartal IV 2021, karena pemerintah masih akan menahan mobilitas dengan menghapuskan libur cuti bersama pada Hari Raya Natal.
Dengan demikian, Tauhid menilai penghapusan libur tersebut akan sangat mempengaruhi tingkat konsumsi masyarakat, baik di sektor pariwisata, maupun makanan dan minuman. Selain itu, kata dia, ancaman gelombang ketiga Covid-19 di akhir tahun juga menyebabkan beberapa sektor tidak bisa beroperasi 100 persen.
"Dasar yang rendah pada pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2020 yakni minus 2,19 persen juga akan mempengaruhi," tambahnya.
Belanja pemerintah juga belum bisa mendorong konsumsi masyarakat pada kuartal IV 2021 karena biasanya terdapat penurunan pengeluaran pemerintahan pada periode tersebut.Dengan demikian ia menyarankan agar pemerintah tidak terlalu mengetatkan kegiatan masyarakat pada akhir tahun ini, namun tetap berhati-hati sehingga ekonomi triwulan IV 2021 bisa tumbuh dengan baik.