Pemkot Kaji Penyebab Banjir Bandang di Kota Batu

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Mas Alamil Huda

Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso memberikan keterangan pers tentang penanganan banjir bandang di Balai Kota Batu, Jumat (5/11).
Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso memberikan keterangan pers tentang penanganan banjir bandang di Balai Kota Batu, Jumat (5/11). | Foto: Republika/Wilda Fizriyani

REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Pemerintah Kota (Pemkot) Batu masih mengkaji penyebab banjir bandang yang menerjang sejumlah wilayah, Kamis (4/11) sore. Namun, salah satu penyebab pasti bencana ini karena intensitas hujan yang tinggi.

"Seperti yang disampaikan tadi malam oleh gubernur, itu sebenarnya kalau menurutnya masih dipelajari. Karena apa hujan semestinya yang ada di Kota Batu ini tidak sederas disyaratkan di BMKG seperti itu," kata Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso kepada wartawan di Balai Kota Batu, Jumat (5/11).

Punjul tak menampik, ada faktor lain selain fenomena musim penghujan yang menyebabkan banjir bandang. Namun untuk keterangan lebih lanjut, Punjul mengaku, masih harus menunggu kajian tertulis dari sejumlah pihak. Dalam hal ini termasuk kajian yang melibatkan Perhutani, Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH), dan sebagainya.

Pelibatan Perhutani dan LMDH penting dilakukan guna mendapatkan informasi terkini mengenai kondisi hutan lindung. Pasalnya, pemanfaatan lahan hutan lindung memiliki pengaruh besar terhadap kehidupan masyarakat sekitar. Dengan kata lain, bisa menjadi salah satu penyebab bencana alam di Kota Batu.

Baca Juga

Pada kesempatan lain, Kepala Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas, Mohammad Rizal, mengaku, guyuran hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan banjir bandang terjadi di Kota Batu. Kemudian ini diperparah dengan banyaknya resapan air yang sudah rusak. Situasi tersebut menyebabkan timbulnya fenomena erosi tanah, kayu, dan batu sehingga harus segera diperbaiki ke depannya.

"Yang perlu kita syukuri juga dalam kejadian ini alhamdulillah kapasitas Sungai Brantas masih mencukupi sehingga tidak terjadi bencana yang besar. Jangan sampai ini merembet ke Sungai Brantasnya. Kalau ini terjadi, saya kira bencananya akan jauh lebih besar," kata Rizal.

Menurut Rizal, pemerintah daerah sudah seharusnya menata lagi daerah resapan air. Pasalnya, kerusakan resapan ini terbukti telah menyebabkan bendungan alami di salah satu desa jebol. Air yang seharusnya mengalir di bendungan tersebut justru naik ke atas sehingga menimbulkan bencana banjir bandang.

Seperti diketahui, banjir bandang menerjang Kota Batu setelah hujan deras mengguyur wilayah hulu Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas yang berada di lereng Gunung Arjuno, Kamis (4/11). Berdasarkan laporan terbaru dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, terdapat enam titik yang mengalami banjir. Lokasi tersebut antara lain Dusun Sambong, Jalan Raya Dieng, Dusun Beru, Dusun Sumberbrantas, Jalan Raya Selecta dan Dusun Gemulo.

Bencana ini dilaporkan telah menyebabkan enam orang meninggal dan tiga orang hilang. Untuk laporan kerusakan, ada 22 rumah dan benda yang rusak akibat bencana tersebut. Sementara itu, mengenai kerugian akibat banjir masih dalam pendataan hingga saat ini.

 

Terkait


Banjir Bandang di Kabupaten Malang, Dua Meninggal

Tiga Titik Tanggul Jebol Akibat Banjir Bandang di Lamongan

Banjir Luapan Kali Lamong, 15 Desa di Gresik Terendam

BNPB Sarankan Status Tanggap Darurat untuk Kota Batu

Banjir di Batu Malang, PLN Pulihkan Pasokan Listrik

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark