Sabtu 06 Nov 2021 06:04 WIB

725 Warga Melawi Kalbar Mengungsi Karena Dikepung Banjir

BPBD Kabupaten Melawi telah mendirikan posko-posko pengungsian di beberapa titik.

Rep: Mabruroh/ Red: Bilal Ramadhan
Banjir yang berlangsung selama 12 hari di Kabupaten Sintang membuat aktivitas warga lumpuh, akses keluar masuk pemukiman hanya bisa di lalui menggunakan sampan. Hingga hari ini (02/11) debit air semakin bertambah akibat kiriman dari hulu sungai melawi dan sungai Kapuas.
Foto: istimewa
Banjir yang berlangsung selama 12 hari di Kabupaten Sintang membuat aktivitas warga lumpuh, akses keluar masuk pemukiman hanya bisa di lalui menggunakan sampan. Hingga hari ini (02/11) debit air semakin bertambah akibat kiriman dari hulu sungai melawi dan sungai Kapuas.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak 725 warga Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, masih mengungsi akibat banjir yang terjadi pada Senin (4/11). Banjir ini merupakan banjir susulan dari peristiwa sebelumnya yang terjadi pada 4 Oktober lalu.

Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengatakan, ada empat desa yang masih terendam banjir di Kabupaten Melawi, Provinsi Kalimantan Barat.

Desa yang terdampak tersebar di dua kecamatan yaitu Desa Tanjung Tengang dan Desa Tanjung Sari di Kecamatan Nanga Pinoh, serta Desa Sungai Sampuk dan Desa Lihai di Kecamatan Menukung.

BPBD Kabupaten Melawi telah mendirikan posko-posko pengungsian di beberapa titik bagi warga yang rumahnya terendam. Posko tersebut di antaranya di Sekolah Dasar Negeri 03, Kantor Desa Natai Gunuk, Kantor Desa Sidomulyo, dan SMP Negeri 02.

Sebagai upaya percepatan penanganan usai banjir, BPBD Kabupaten Melawi berkoordinasi dengan instansi terkait untuk melakukan pendataan serta mendirikan dapur umum di posko pengungsian.

"Mengantisipasi adanya lonjakan ketinggian mata air, BPBD setempat juga menyiapkan perahu karet apabila diperlukan untuk mengevakuasi warga," Muhari dalam keterangan resmi, Jumat (5/11).

BPBD Kabupaten Melawi melaporkan hingga hari ini ketinggian banjir di beberapa ruas jalan masih mencapai satu meter hingga 1,5 meter. Ini menyebabkan ruas jalan provinsi masih terputus, khususnya jalan penghubung Kabupaten Melawi dengan Kabupaten Sintang.

Banjir yang telah terjadi sejak satu bulan lalu itu juga menyebabkan kerugian materil sebanyak 1.945 unit rumah terdampak. Empat rumah dan 1 unit gereja mengalami rusak berat dan 2 unit fasilitas pendidikan terendam banjir.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca yang menyatakan wilayah Kalimantan Barat berpotensi mengalami hujan lebat disertai kilat dan angin kencang hingga Ahad (7/11) mendatang.

Menghadapi potensi dampak La Nina yang dapat terjadi hingga Februari 2022 mendatang, BNPB terus mengimbau kepada pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kesiapsiagaan dan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement