REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi III DPR RI, Wayan Sudirta, menyambut baik dipilihnya musisi I Gede Ary Astina alias Jerinx sebagai duta antinarkoba oleh BNN Bali. Menurutnya keputusan mengangkat Jerinx sebagai duta antinarkoba merupakan keputusan yang tepat.
"Tentu dengan harapan agar Jerinx secara aktif mensosialisasikan bahaya narkoba, pentingnya menjauhi narkoba dan pergaulan yang terindikasi sebagai 'sarang' narkoba yang patut dilawan oleh masyarakat maupun BNN dan pemerintah," kata Wayan saat dikonfirmasi Jumat (5/11).
Politikus PDIP itu menilai, Jerinx sebagai publik figur dinilai memiliki potensi yang cukup kuat untuk menyukseskan progam kampanye antinarkoba di Bali. Ia menambahkan, apalagi dari data yang ada, Bali memiliki 15 ribu prevalensi penyalahgunaan narkoba.
"Apalagi 70 persen dari mereka adalah yang masih berusia produktif yang berkisar antara 15 hingga 35 tahun," ujarnya.
Wayan berharap dengan bertambahnya anggaran negara untuk penanganan narkoba dan dipilihnya tokoh-tokoh masyarakat sebagai duta anti narkoba, maka jumlah penyalahgunaan dan terpidana narkoba menjadi semakin sedikit. Wayan menuturkan, BNN perlu secara signifikan mencegah peredaran narkoba, melakukan edukasi dan menegakkan hukum secara tegas.
Selain itu ia menilai BNN juga perlu membuat indikator yang terukur agar biaya besar dari negara untuk pencegahan dan pemberantasan narkoba tidak sia-sia. "Indikator ini penting agar jangan sampai dipilihnya tokoh tertentu sebagai duta narkoba tidak linier dan tidak berdampak untuk pencegahan narkoba," ucapnya.
Wayan juga menilai dipilihnya Jerinx menunjukan bahwa BNN membuka diri dan pandangannya bahwa diperlukan terobosan untuk merubah cara-cara kampanye anti narkoba sebelumnya yang cenderung lebih kaku dan bersifat formal.
"Hal serupa juga sebelumnya telah lama dilakukan oleh BNN dimana Slank pada tahun 2014, sebagai salah satu grup band terkenal dan memiliki banyak penggemar dinobatkan menjadi duta antinarkoba oleh BNN," ujarnya.