REPUBLIKA.CO.ID, WINA -- Pemerintah Austria melarang yang belum vaksinasi COVID-19 secara penuh masuk ke restoran, kafe, dan salon. Aturan tersebut diterapkan saat angka infeksi COVID-19 hampir mencapai rekor yang tercatat satu tahun lalu. Selain itu, pemerintah juga terus berupaya untuk meyakinkan penduduk agar mau divaksin.
Dilansir dari reuters, Sabtu (6/11), sekitar 64 persen populasi Austriatelah mendapatkan vaksin COVID-19. Persentase itu serupa dengan rata-rata jumlah warga divaksin di Uni Eropa, namun merupakan salah satu yang terendah di negara-negara kawasan Eropa barat.
Banyak warga Austria tidak percaya atas kemanjuran vaksin, demikian pula dengan Partai Kebebasan, yakni partai terbesar ketiga di parlemen. Jumlah harian penularanCOVID-19 di negara itu belakangan ini melonjak dan pada Jumat mencapai 9.388 kasus, mendekati angka tertinggi setahun lalu yakni 9.586 kasus. Pemerintah Austria memperkirakan bahwa rekor baru bisa muncul dalam beberapa hari mendatang.
"Evolusinya luar biasa dan tingkat hunian tempat tidur di ruang perawatan intensif meningkat secara signifikan lebih cepat dari yang kami perkirakan," kata Kanselir Alexander Schallenberg dalam jumpa pers.
Di antara aturan-aturan baru tersebut, seperti orang yang belum menjalani vaksinasi COVID-19 tidak boleh masuk hotel. Selain itu, acara-acara tidak boleh dihadiri lebih dari 25 orang.
Hal yang penting di Austria, negara pusat olahraga musim dingin, orang yang belum divaksinasi tidak boleh menggunakan lift ski. Masa transisi akan diterapkan selama empat minggu. Selama masa tersebut, orang yang sudah disuntik satu dosis vaksin COVID-19 dan menjalani tes PCR akan diizinkan memasuki tempat-tempat tertentu, yang dilarang bagi mereka yang belum divaksin.
Setelah tenggat itu habis, hanya orang-orang yang sudah divaksin dengan dosis lengkap dan yang baru-baru ini sudah sembuh dari COVID-19 yang diperbolehkan masuk. Pengumuman pada Jumat itu dikeluarkan satu hari setelah aturan serupa diterapkan di Kota Wina.
Wina mencatatkan tingkat infeksi terendah di antara sembilan provinsi Austria, namun jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di ruang perawatan intensif di kota itu merupakan yang tertinggi, mencapai 20 persen. Sementara itu, warga yang ingin makan di restoran harus menunjukkan bukti bahwa mereka sudah divaksin. Syarat itu tidak berlaku bagi staf restoran yang melayani mereka.