REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengumumkan penemuan dua kasus pertama COVID-19 subvarian Delta AY.4.2 di Malaysia. Kasus ini berupa kasus impor dari mahasiswa yang baru pulang dari Inggris.
"Kasus impor pelajar Malaysia yang pulang dari Inggris ini telah dideteksi di pintu masuk internasional Bandara KLIA," ujar Dirjen Kesehatan KKM, Dr Noor Hisham Abdullah dalam keterangannya di Putrajaya, Sabtu (6/11).
Dia mengatakan, kedua warga Malaysia ini tiba di KLIA pada 2 Oktober 2021 dan telah menjalani ujian RT-PCR serta didapati negatif untuk SARS-CoV-2 bagi sampel pertama. Sampel-sampel tersebut telah menjalani pengurutan genom secara penuh di Institut Biologi Molekuler Medis Universitas Kebangsaan Malaysia dan laporan keputusan telah dikeluarkan pada 30 Oktober 2021.
"Walau bagaimanapun keputusan tersebut positif apabila diuji pada sampel kedua yang diambil pada 7 Oktober 2021 semasa dalam tempo karantina," katanya.
"Varian AY.4. adalah salah satu lineage Delta di mana pada masa ini terdapat lebih dari 75 jenis lineage berasal dari delta," katanya.
Dia mengatakan, salah satu garis keturunan AY.4 adalah Varian AY.4.2, yang juga dikenali sebagai "Delta Plus". Varian AY.4.2 tersebut mempunyai dua mutasi tambahan pada protein spike yaitu Y145H dan A222V.
"Hingga akhir Oktober 2021, varianAY.4.2 merupakan sepuluh persen dari jumlah pengurutan genom penuh yang dijalankan di Inggris," katanya.
Lembaga Keselamatan Kesehatan Inggris pada 20 Oktober 2021 telah menetapkan AY.4.2 sebagai varian di bawah penyelidikan(VUI). "Untuk informasi vaksin yang digunakan sekarang masih efektif terhadap varian ini dan langkah-langkah seperti karantina, pengujian, dan sebagainya yang dijalankan dapat membantu mengurangi resiko penularan varian ini di Malaysia terutama di pintu masuk internasional," katanya.