REPUBLIKA.CO.ID, WINA – Pemerintah Austria akan membatasi pergerakan warganya yang belum divaksinasi Covid-19. Hal itu dilakukan saat negara tersebut menghadapi lonjakan kasus baru virus corona.
Kanselir Austria Alexander Schallenberg mengungkapkan mulai Senin (8/11) pekan depan, hanya warga yang telah divaksinasi atau pulih dari Covid-19 diizinkan untuk sering mengunjungi restoran, hotel, atau tempat publik lainnya. “Tidak ada yang ingin memecah masyarakat, tapi adalah tanggung jawab kami untuk melindungi orang-orang di negara ini,” ujarnya pada Jumat (5/11).
Di bawah aturan baru, tes negatif Covid-19 tidak lagi cukup untuk warga yang hendak mendapatkan layanan dengan kontak dekat seperti di salon. Selain itu, hanya warga yang telah divaksinasi atau telah pulih dari Covid-19 dapat menghadiri pertemuan 25 orang atau lebih.
Austria, yang memiliki populasi sembilan juta jiwa, melaporkan lebih dari 9.300 kasus baru Covid-19 pada Jumat. Selama beberapa hari terakhir, angka infeksi baru di sana selalu melampaui 5.000. Jika tak segera ditangani, fasilitas kesehatan di negara tersebut dapat menghadapi krisis.
Sekitar 64 persen dari populasi Austria telah memperoleh vaksinasi lengkap atau dua dosis. Namun angka itu masih berada di bawah rata-rata anggota Uni Eropa lainnya yang mencapai 67 persen. Secara total, Austria telah melaporkan 865 ribu kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 11.451 jiwa.