UNJ Jalin Kerja Sama dengan Kampus Cina
Red: Fernan Rahadi
Kampus Universitas Negeri Jakarta | Foto: kampusunj.com
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Negeri Jakarta (UNJ) baru-baru ini menjalin kerja sama dengan kampus asal Cina, Fujian Polytechnic Normal University (FPNU). Acara diadakan secara daring dan disiarkan lewat YouTube kanal Edura TV ini digelar di Loby Rektorat, Gedung Rektorat UNJ, Jumat (5/11).
Rektor Fujian Polytechnic Normal University, Prof Liao Shenji, dalam sambutannya mengatakan pihaknya sangat senang dapat membangun kerja sama dengan UNJ. Sebab UNJ termasuk universitas terbaik di Indonesia.
"Kerja sama ini turut memperkuat jaringan antara tiga fakultas yang dimiliki Fujian Polytechnic Normal University dengan tiga fakultas yang ada di UNJ," kata Prof Liao dalam siaran pers, Ahad (7/11).
Sementara itu dalam laporannya, Wakil Rektor Bidang Perencanaan dan Kerja sama, Totok Bintoro mengatakan bahwa kegiatan penandatanganan kerja sama ini menjadi salah satu program UNJ untuk mewujudkan visi dan misinya menjadi Universitas bereputasi di kawasan Asia.
"Penandatanganan MoA hari ini, UNJ yang diwakili tiga fakultas, yaitu Fakultas Teknik, Fakultas Bahasa dan Seni, dan Fakultas Ilmu Olahraga akan bekerja sama dengan tiga fakultas dari Fujian Polytechnic Normal University, yaitu Fakultas Pangan dan Bioengineering, Fakultas Bahasa Asing dan Fakultas Pendidikan Olahraga," ungkap Totok.
Pada kesempatan ini juga, Rektor UNJ Prof Komarudin mengatakan penandatanganan kerja sama tridarma antara UNJ dengan Fujian Polytechnic Normal University akan memperkuat sekaligus membuka kesempatan untuk mengembangkan lebih luas kerja sama antara UNJ dalam bidang tridarma perguruan tinggi terutama dalam bidang ilmu pangan dan kuliner, bahasa dan budaya serta ilmu keolahragaan.
"Saya berharap semoga kerja sama ini dapat berlangsung dengan efektif dan lancar. Program-program kerja yang disepakati dapat memberi kontribusi positif kepada UNJ dan FPNU. Pada tahun-tahun berikutnya, kerja sama ini dapat diperluas dengan bidang lain yang belum bekerja sama", ungkap Prof Komarudin.