REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Kementerian Pariwisatan bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dispabrud) Jawa Barat akan melakukan vaksinasi kepada masyarakat yang ada di pedesanaan atau pelosok daerah. Rencananya ada tiga mobil yang nantinya berkeliling masuk desa dimulai pada 14 November 2021.
Menurut Kepala Disparbud Jabar Dedi Taufik, ketiga mobil vaksinasi ini memiliki rute yang berbeda. Satu mobil akan bergerak dari Bandung menuju arah utara seperti Subang, Indramayu, dan Cirebon.
Kemudian, kata dia, rute kedua masuk ke Jabar bagian Selatan seperti Garut, Tasik, dan Pangandaran. Kemudian mobil terakhir ke daerah yang ada di Jabar bagian tengah seperti Sumedang, Majalengka, hingga Kuningan.
"Sekarang vaksinasi Jabar sudah di atas 50 persen, tapi itu masih ada kurang karena target kita kan sampai 70 persen. Makanya ini ada tiga mobil vaksin yang akan membantu percepat vaksinasi," ujar Dedi melalui siaran pers, Ahad (7/11).
Menurut Dedi, angka vaksinasi di pedesaan memang masih rendah. Sulitnya akses masyarakat bepergian menuju tempat vaksinasi yang disediakan pemerintah daerah jadi persoalan.
Dengan adanya mobil vaksin ini, kata Dedi, diharapkan jumlah masyarakat desa yang mendapatkan vaksin kian meningkat. Dengan demikian kekebalan masyarakat (herd immunity) bisa didapat di Jabar."10 hari ini kendaraan dirancang untuk vaksinasi sampai 24 November nanti," katanya.
Saat ini, kecepatan vaksinasi harian di Jawa Barat (Jabar) masih belum mencapai target. Kecepatan yang seharusnya sudah mencapai 600 ribu dosis per hari, saat ini baru 345.247 dosis per hari.
Menurut Ketua Harian Satgas Penanganan Covid-19 Jabar, Dewi Sartika, jumlah 600 ribu dosis per hari harus dikejar demi target vaksinasi pada akhir tahun 2021. "Kami harus terus meningkatkan kecepatan sampai sekitar 600 ribu dosis per hari untuk mengejar herd immunity atau kekebalan komunal di akhir tahun ini," ujar Dewi.
Ada sejumlah kendala dalam meningkatkan kecepatan vaksinasi Covid-19. Dewi bilang, salah satunya adalah ketersediaan vaksin dan sinkronisasi data penerima vaksinasi di lapangan.
"Kami harapkan vaksin itu selalu tersedia dan ada kesinambungan. Jadi begitu stok menipis, segera ada pasokan lagi dari pusat. Ini agak terkendala. Sinkronisasi data yang belum teroptimalisasi dengan baik. Ini kita upayakan terus," paparnya.