REPUBLIKA.CO.ID, MOJOKERTO -- Pemerintah Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, melakukan normalisasi sejumlah sungai yang melintasi kabupaten itu sebagai upaya untuk mencegah banjir bandang saat musim hujan.
Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati didampingi Sekdakab Teguh Gunarko dan Kepala Dinas PUPR Bambang Purwanto, mengawal langsung pelaksanaan normalisasi sungai di tiga desa Kecamatan Pungging yakni Desa Balongmasin, Desa Kedungmungal, dan Pungging yang terdampak limpasan.
"Limpasan adalah aliran air yang mengalir di atas permukaan tanah karena kapasitas infiltrasi tanah sudah penuh, sehingga tidak bisa menampung aliran air lebih banyak. Limpasan merupakan salah satu penyebab erosi hingga banjir akibat sungai yang meluap," kata Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati di sela peninjauan normalisasi sungai.
Ia mengatakan, hari ini pihaknya melaksanakan proses monitoring indikasi bencana. BPBD sebelumnya sudah mengidentifikasi beberapa titik sungai penyebab banjir, salah satunya di wilayah Pungging.
"Tim sudah turun untuk membersihkan sampah, dan melakukan normalisasi untuk mencegah pendangkalan sungai, serta menyiapkan karung pasir dan bambu penahan pinggiran sungai. Kami harap langkah ini dapat membantu mencegah banjir yang terjadi akibat sungai meluap ketika hujan deras," katanya.
Seusai memantau normalisasi sungai, Bupati Ikfina melakukan sidak protokol kesehatan di dua lokasi wisata yakni Petirtaan Jolotundo dan Pemandian Air Panas Padusan Pacet. Bupati memastikan langsung kelancaran sistem scan barcode Peduli Lindungi, sebagai syarat wajib masuk lokasi wisata.
Sebelumnya, BMKG merilis delapan daerah di Jawa Timur siaga dampak banjir bandang, sehingga masyarakat diminta untuk lebih waspada.Koordinator bidang data dan informasi BMKG Juanda Teguh Tri Susanto, mengatakan status siaga tersebut berdasarkan hasil prakiraan cuaca berbasis dampak yang dikeluarkan oleh BMKG Jakarta.
"Delapan daerah itu masing-masing Magetan, Ngawi, Ponorogo, Tulungagung, Trenggalek, Kediri, Malang dan Blitar," katanya.