REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Badan Cuaca China mengeluarkan peringatan orange badai salju, level tertinggi kedua pada Ahad (7/11). Negeri Tirai Bambu itu dilanda gelombang dingin yang dikhawatirkan mengganggu lalu lintas dan memicu wabah flu di tengah naiknya kasus infeksi Covid-19.
Salju turun 23 hari lebih awal dari tahun-tahun biasanya di Ibukota Beijing. Sementara suhu udara pada Ahad malam diprediksi akan turun sampai ke titik terendahnya dalam satu dekade terakhir.
Pusat Meteorologi Nasional menambahkan cuaca dingin juga menyapu Beijing ke Shanghai hingga Guangzhou. Menekan suhu hingga 14 derajat Celcius.
Gelombang dingin yang dapat memicu wabah flu terjadi saat 20 kota lebih di utara China melaporkan kasus infeksi Covid-19. Selain itu sejak pertengahan Oktober juga terjadi wabah sporadis di di barat daya, di Kota Chongqing dan Provinsi Sichuan dan Yunnan.
Ratusan ribu orang warga Beijing keluar rumah untuk menikmati tempat-tempat wisata bersalju seperti Kota Terlarang dan Universal Studios Resort meski pemerintah menerapkan pembatasan sosial Covid-19. Sekitar 300 orang anggota Komite Pusat Partai Komunis China juga bersiap menggelar rapat pada Senin (8/11) dan Selasa (9/11).
Surat kabar yang didukung pemerintah Beijing Daily melaporkan salju-salju di pemukiman yang masuk dalam pembatasan sosial Covid-19 mungkin tidak akan dipindah ke luar zona kontrol.