REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Lebih dari 1.000 orang di dua kota terbesar Australia, Sydney dan Melbourne turun ke jalan. Pengunjuk rasa memprotes kebijakan dan strategi yang ditawarkan Canberra di konferensi perubahan iklim PBB atau COP26 di Glasgow.
"Kami semua di luar sini untuk menunjukkan kami ingin pemerintah kami melakukan lebih," kata salah satu pengunjuk rasa Georgia, Sabtu (6/11).
Berdasarkan foto-foto media setempat para pengunjuk rasa membawa papan protes bertuliskan 'Kami manusia harus berubah, bukan iklim yang berubah' dan 'Kode Merah untuk Kemanusiaan'.
Dalam COP26 yang digelar selama dua pekan di Skotlandia, Pemerintah Australia berjanji memotong emisi, tidak lagi menggunakan batu bara yang berpotensi memicu gas rumah kaca. Negeri Kanguru juga berjanji mengurangi deforestasi.
Namun, Australia menolak berjanji mengurangi metana. Para aktivis dan organisasi peduli lingkungan tidak terkesan dengan komitmen-komitmen pemimpin dunia lainnya.
"Perjanjian COP26 sedang berlangsung dan saat ini bagi Australia hasilnya tidak yang terbaik," kata Georgia yang berunjuk rasa di Sydney.
Pengunjuk rasa di Melbourne lebih sedikit jumlahnya dibandingkan di Sydney. Hanya beberapa ratus orang yang turun ke jalan tapi demonstran membawa boneka koala yang mengepulkan asap dan para pengunjuk rasa menggunakan topeng tengkorak.
Beberapa demonstrasi yang lebih kecil ukurannya juga digelar di beberapa daerah di Australia. Aktivis perubahan iklim dari Swedia Greta Thunberg, ikut turun ke jalan mendesak pemimpin di seluruh dunia mengambil tindakan darurat untuk mengatasi pemanasan global.