REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Kementerian Luar Negeri Arab Saudi mengutuk tindakan teroris pengecut yang menargetkan Perdana Menteri (PM) Irak Mustafa al-Kadhimi. Kerajaan menegaskan dukungannya kepada pemerintah dan rakyat Irak.
"Kementerian Luar Negeri telah menyatakan kecaman keras Arab Saudi atas tindakan teroris pengecut yang menargetkan Perdana Menteri Irak," kata sebuah pernyataan dilansir dari Al Arabiya, Ahad (7/11).
"Kerajaan bersatu dengan Irak, pemerintahnya, dan rakyatnya dalam menghadapi semua teroris yang mencoba dengan sia-sia untuk mencegah Irak memulihkan [perannya], mengkonsolidasikan keamanan dan stabilitasnya, dan meningkatkan kemakmuran dan perkembangannya,” tambah pernyataan itu.
Perdana Menteri Irak menjadi sasaran dalam upaya pembunuhan yang gagal setelah sebuah pesawat tak berawak bermuatan bahan peledak menghantam kediamannya di Baghdad, kata militer Irak Ahad pagi. Kadhimi mengatakan dia tidak terluka dan meminta semua pihak tenang dan menahan diri setelah serangan pesawat tak berawak di kediamannya ketika ketegangan politik meningkat di negara itu.
Kadhimi menyerukan tenang dalam sebuah unggahan di Twitter. "Saya baik-baik saja, puji Tuhan, dan saya menyerukan agar semua orang tenang dan menahan diri demi kebaikan Irak," katanya.
Serangan di Zona Hijau Baghdad adalah yang pertama menargetkan kediaman Kadhimi, yang telah berkuasa sejak Mei 2020. Kejadian ini terjadi ketika partai-partai politik Irak berselisih tentang siapa yang akan menjalankan pemerintahan berikutnya setelah pemilihan bulan lalu.