Senin 08 Nov 2021 05:50 WIB

Riset: Muslim Amerika Lebih Dermawan dari Non-Muslim

Muslim Amerika minoritas di Amerika Serikat dan berkembang pesat

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Muslim Amerika minoritas di Amerika Serikat dan berkembang pesat. Ilustrasi Amerika Serikat
Foto: EPA
Muslim Amerika minoritas di Amerika Serikat dan berkembang pesat. Ilustrasi Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dalam studi baru ditemukan, Muslim Amerika Serikat (AS) memberi lebih banyak untuk amal pada 2020 daripada non-Muslim. Mereka juga lebih cenderung menjadi sukarelawan. 

Sebesar 1,1 persen dari semua orang Amerika adalah Muslim, dan pendapatan rata-rata mereka lebih rendah daripada non-Muslim. Namun dalam laporan Muslim American Giving 2021, donasi mereka mencakup 1,4 persen dari semua pemberian dari individu.  

Baca Juga

Muslim Amerika Serikat merupakan minoritas yang sangat beragam dan berkembang pesat. Itu menyumbang sekitar 4,3 miliar dolar AS dari total sumbangan untuk sebagian besar tujuan non-agama sepanjang tahun. 

"Sebagai sarjana filantropi, kami yakin temuan kami penting bukan hanya karena ini adalah pertama kalinya kami dapat melihat ukuran dan cakupan pemberian oleh komunitas kecil dan sangat beragam ini, tetapi juga karena Muslim Amerika Serikat menghadapi banyak diskriminasi," sebut Assistant Professor & Director of the Muslim Philanthropy Initiative, IUPUI, Shariq Siddiqui dan Incoming Assistant Professor of Nonprofit Management, Portland State University, Rafeel Wasif dilansir dari laman the Conversation pada Sabtu (6/11). 

"Kami bermitra dengan Islamic Relief USA, sebuah organisasi kemanusiaan dan advokasi nirlaba, untuk melakukan penelitian ini. Temuan kami berasal dari survei kami terhadap lebih dari 2.000 orang Amerika, setengahnya adalah Muslim, yang dilakukan oleh perusahaan riset SSRS dari 17 Maret hingga 7 April 2021. Ini memiliki margin kesalahan plus atau minus tiga poin persentase," lanjut keduanya.

Peserta menjawab pertanyaan tentang adat kepercayaan, praktik donasi, dan kerja sukarela, serta alasan yang didukung dan kekhawatiran mereka tentang Covid-19. 

Mereka juga ditanyakan tentang bagaimana ketidakpastian ekonomi dan politik serta kesejahteraan finansial memengaruhi pemberian dan kesukarelaan. 

Tim juga mengkaji apakah mereka pernah mengalami diskriminasi, dan pandangan mereka tentang tingkat diskriminasi di masyarakat. 

Baca juga : Eternals Tayang di Indonesia, Boikot Arab dan Tudingan Bebal

Hasilnya, Muslim Amerika memberi lebih banyak untuk amal. Mereka menyumbang rata-rata 3.200 dolar pada 2020, dibandingkan 1.905 dolar untuk responden lain.  Mereka juga berbeda dari non-Muslim dalam banyak hal. 

Misalnya, hampir 8,5 persen dari kontribusi mereka mendukung perjuangan hak-hak sipil, dibandingkan dengan 5,3 persen dari masyarakat umum. 

"Kami percaya bahwa tingkat pemberian yang tinggi ini mencerminkan upaya untuk memerangi Islamofobia, ketakutan akan Islam yang didasarkan pada kefanatikan dan kebencian terhadap Muslim. Demikian juga, umat Islam memberi lebih untuk meningkatkan pemahaman publik tentang iman mereka. Sekitar 6,4 persen dari mereka mendanai penelitian keagamaan, dibandingkan dengan empat persen dari sumber lain," sebut keduanya.  

Kemudian disebutkan, Muslim Amerika Serikat lebih jauh menentang kiasan Islamofobia melalui tujuan yang mereka dukung. Misalnya, sekitar 84 persen sumbangan Muslim Amerika mendukung kegiatan amal Amerika Serikat, dengan hanya 16 persen dari uang ini yang disalurkan ke luar negeri. Itu bertentangan dengan keyakinan yang salah, bahwa Muslim Amerika terutama mendukung tujuan luar negeri.

 

Sumber: theconversation  

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement