Senin 08 Nov 2021 06:26 WIB

Saudi Kutuk Serangan Drone ke Kediaman PM Irak

Kediaman PM Mustafa al-Kadhimi yang berada di Baghdad menjadi sasaran serangan drone.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nidia Zuraya
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi berpose di kantornya selama wawancara dengan The Associated Press di Baghdad, Irak, Jumat, 23 Juli 2021.
Foto: AP/Khalid Mohammed
Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi berpose di kantornya selama wawancara dengan The Associated Press di Baghdad, Irak, Jumat, 23 Juli 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH – Arab Saudi mengutuk serangan pesawat nirawak (drone) berbahan peledak yang menargetkan kediaman Perdana Menteri Irak Mustafa al-Kadhimi pada Ahad (7/11). Riyadh menilai hal itu meripakan tindakan teroris pengecut.

“Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) telah menyatakan kecaman keras Arab Saudi atas tindakan teroris pengecut yang menargetkan perdana menteri Irak,” kata Kemenlu Arab Saudi dalam sebuah pernyataan, dikutip laman Al Arabiya.

Baca Juga

Saudi menegaskan dukungannya untuk rakyat dan pemerintah Irak dalam menghadapi semua teroris yang berusaha mencegah negara tersebut memulihkan perannya. Kelompok teroris turut berupaya menghambat Irak mengonsolidasikan keamanan dan stabilitasnya serta meningkatkan kemakmuran dan pembangunannya.

Militer Irak mengungkapkan, kediaman Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi yang berada di Baghdad menjadi sasaran serangan drone berbahan peledak pada Ahad pagi. Al-Kadhimi berhasil selamat dan tak mengalami luka apa pun. Setelah insiden itu, dia meminta rakyat tetap tenang dan menahan diri.

Kediaman al-Kadhimi berada di Zona Hijau Baghdad. Serangan yang menargetkan rumah al-Kadhimi merupakan yang pertama sejak dia berkuasa pada Mei 2020. Aksi penyerangan itu terjadi ketika partai-partai politik di Irak tengah terlibat pertikaian tentang siapa yang akan menjalankan pemerintahan berikutnya setelah pemilu digelar bulan lalu.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اِلَى الَّذِيْ حَاۤجَّ اِبْرٰهٖمَ فِيْ رَبِّهٖٓ اَنْ اٰتٰىهُ اللّٰهُ الْمُلْكَ ۘ اِذْ قَالَ اِبْرٰهٖمُ رَبِّيَ الَّذِيْ يُحْيٖ وَيُمِيْتُۙ قَالَ اَنَا۠ اُحْيٖ وَاُمِيْتُ ۗ قَالَ اِبْرٰهٖمُ فَاِنَّ اللّٰهَ يَأْتِيْ بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ الَّذِيْ كَفَرَ ۗوَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الظّٰلِمِيْنَۚ
Tidakkah kamu memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim mengenai Tuhannya, karena Allah telah memberinya kerajaan (kekuasaan). Ketika Ibrahim berkata, “Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan,” dia berkata, “Aku pun dapat menghidupkan dan mematikan.” Ibrahim berkata, “Allah menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah ia dari barat.” Maka bingunglah orang yang kafir itu. Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang zalim.

(QS. Al-Baqarah ayat 258)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement