REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Hujan deras yang turun hampir sepanjang hari diduga menjadi penyebab galian tanah yang berada di Kampung Pasirpacar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat longsor pada Ahad (7/11) dan menimbun tiga penambang yang satu korban di antaranya meninggal dunia.
"Bencana tanah longsor di lokasi galian tanah tepatnya di RT 03/02, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug akibat kondisi tanah tebing setinggi kurang lebih 30 meter dengan lebar 10 meter yang sudah labil dan diperparah dengan tingginya curah hujan. Akibatnya tanah tidak bisa menahan beban di atasnya dan akhirnya longsor," kata Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Cicurug Dodi Firmansyah.
Sementara informasi yang dihimpun, bencana tanah longsor yang menimbun tiga pekerja galian terjadi saat kondisi cuaca tengah mendung yang sebelumnya sempat turun hujan.
Sebelum tebing tanah longsor, tiga korban yang diketahui bernama Darimi (55), Dedih (50) dan Uci (57) bekerja seperti biasa di bawah tebing. Namun tiba-tiba tanah yang tepat berada di atas warga Kampung Cibuntu, RT 06/03, Desa Pasawahan dan Kampung Benteng, Desa Kutajaya, Kecamatan Cicurug ini longsor.
Kejadian yang begitu cepat menyebabkan ketiganya tidak berhasil menyelamatkan diri dan terkubur hidup-hidup. Pekerja lainnya dan warga sekitar yang melihat kejadian itu, langsung memberikan bantuan dengan menggunakan alat seadanya, Dedih dan Uci berhasil diselamatkan, namun Darimi meninggal di lokasi.
Meskipun berhasil diselamatkan Uci mengalami luka berat dan saat ini masih menjalani pengobatan, sementara Dedih mengalami luka ringan dan menjalani perawatan di rumahnya.
Meskipun demikian, korban selamat masih trauma atas kejadian yang hampir merenggut nyawanya bahkan harus kehilangan satu rekannya. Petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, TNI, Polri, relawan dan unsur Muspika Cicurug saat ini masih berada di lokasi kejadian untuk memantau kondisi lokasi bencana dan korban.
Polsek Cicurug sudah memasang garis polisi agar warga tidak mendekat ke lokasi tebing tanah yang longsor tersebut dikhawatirkan terjadi longsor susulan yang bisa saja kembali menelan korban.
"Kami imbau warga agar tidak mendekat ke lokasi bencana antisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, apalagi hujan masih mengguyur tempat kejadian yang bisa menambah labil kondisi tebing tanah dan berpotensi longsor susulan," tambahnya.
Dodi mengatakan tebing yang longsor itu tidak hanya menimbun tiga pekerja galian, juga mengakibatkan satu unit truk engkel ikut terkubur. Kendaraan yang digunakan untuk mengangkut material tanah dan bebatuan itu belum dievakuasi dari lokasi karena dikhawatirkan terjadinya longsor susulan.