REPUBLIKA.CO.ID,TRIPURA—Polisi India tengah memburu pemilik sekitar 100 akun media sosial yang diduga menyebarkan berita palsu, setelah serangan massa di masjid-masjid di wilayah timur laut India. Saat itu setidaknya empat masjid dirusak dan beberapa rumah serta toko milik Muslim digeledah oleh ratusan orang yang diduga merupakan pengikut kelompok nasionalis Hindu sayap kanan.
Menurut polisi, penyebar hoax bertujuan untuk mengobarkan kekerasan lebih lanjut dengan membagikan gambar menyesatkan di media sosial setelah insiden itu. "Akun-akun yang diidentifikasi menyebarkan desas-desus, berita palsu, video palsu, dan foto-foto palsu yang bahkan tidak terkait dengan Tripura," kata seorang perwira polisi senior di negara bagian itu.
"Masih terlalu dini tapi semua orang akan diidentifikasi dan ditangkap karena pemalsuan semacam itu,” kata polisi yang menolak disebut namanya itu.
Sebuah laporan polisi yang dirilis ke media pada hari Sabtu (6/11) mengidentifikasi 102 posting yang diklaim diterbitkan oleh "penjahat tak dikenal" untuk memprovokasi konflik antara "orang-orang dari komunitas agama yang berbeda".
Laporan media lokal mengatakan polisi telah menulis surat ke Facebook, Twitter, dan YouTube untuk menuntut agar postingan tersebut dihapus. Sebagian besar unggahan yang menyinggung telah dihapus pada Ahad (7/11) kemarin.
Sementara itu, serangan bulan lalu membuat negara dalam siaga tinggi, dengan pasukan keamanan menjaga masjid dan polisi melarang pertemuan lebih dari empat orang. Para pemimpin komunitas Muslim minoritas India mengatakan bahwa mereka semakin menjadi sasaran serangan dan ancaman, telah berlangsung sejak Tripura diperintah oleh Partai Bharatiya Janata pimpinan Perdana Menteri Narendra Modi, mulai 2014 silam.
"Pemerintah negara bagian belum memulai tindakan besar apa pun terhadap mereka yang melakukan kekerasan," kata sebuah pernyataan dari koalisi kelompok Muslim India.
"Para petugas polisi yang tidak mencegah kekerasan itu juga harus menjadi subjek penyelidikan dan tindakan harus diambil terhadap mereka," tambahnya.
Sumber: