REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banjir hingga Senin (8/11) siang WIB, masih melanda kawasan Rawajati, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan (Jaksel), dengan ketinggian air mencapai 20-40 sentimeter (cm) akibat luapan Sungai Ciliwung di belakang permukiman warga Jalan Bina Warga RT03, RW 07. Kawasan itu memang menjadi langganan banjir ketika Ciliwung meluap.
Salah satu warga Rawajati, Sri Sumarni (45 tahun) mengatakan. banjir yang menggenangi permukiman warga tersebut sudah terjadi sejak Ahad (7/11) sekitar pukul 21.00 WIB. Sumarni mengatakan, tingginya curah hujan dan meluapnya Ciliwung membuat permukiman sekitar dilanda banjir dengan ketinggian sempat mencapai dua meter lebih.
"Ada 50 kepala keluarga, 133 jiwa yang semuanya terkena banjir, itu yang paling parah terendam di lapangan bulu tangkis," kata istri dari Ketua RT 03 RW 07 Rawajati itu saat ditemui di lokasi pada Senin.
Baca: Pemprov DKI Diminta Serius Cegah Banjir
Sumarni menjelaskan, banjir yang melanda ini menjadi yang terparah dalam beberapa pekan terakhir. Pantauan di lokasi sekitar pukul 12.00 WIB, sejumlah petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta sedang berupaya mempercepat pengurangan genangan dengan pompa air.
Warga juga bergotong royong untuk mengurai genangan dan membersihkan sisa-sisa lumpur dari banjir. "Warga di sini sebenarnya sudah menjaga kewaspadaan. Sekarang kondisi cuaca tidak bisa diprediksi, tiba-tiba ada banjir. Pokoknya kita sudah paham juga barang-barang yang berharga itu sudah diamankan," kata Sumarni.
Seorang satu warga lainnya Yani (41), mengaku, saat terjadi banjir warga di kawasan itu langsung beranjak ke lantai dua rumah masing-masing. Yani mengaku banjir terjadi mulai Agad malam imbas hujan deras yang mengguyur Rawajati dan sekitarnya.
Ketinggian air, kata Yani, mulai surut mulai sejak Senin subuh. Hingga saat ini, Yani dan warga lainnya masih terus berupaya mengeluarkan air dan lumpur dari dalam dan pekarangan rumah.