Senin 08 Nov 2021 13:25 WIB

Vaksin Booster Diprioritaskan untuk Lansia

Pemerintah saat ini mulai merencanakan skema vaksinasi dosis ketiga

Rep: Nawir Arsyad Akbar/ Red: Gita Amanda
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pemerintah saat ini mulai merencanakan skema vaksinasi dosis ketiga atau booster untuk masyarakat. (ilustrasi)
Foto: Tahta Aidilla/ Republika
Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pemerintah saat ini mulai merencanakan skema vaksinasi dosis ketiga atau booster untuk masyarakat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, pemerintah saat ini mulai merencanakan skema vaksinasi dosis ketiga atau booster untuk masyarakat. Adapun prioritas pertama penyuntikkan adalah bagi kelompok lanjut usia (lansia).

"Rencana ke depannya sudah dibicarakan dengan Bapak Presiden adalah ini pertama prioritasnya lansia dulu, karena lansia itu tetap yang berisiko tinggi," ujar Budi dalam rapat kerja dengan Komisi IX DPR, Senin (7/11).

Baca Juga

Ia menjelaskan, tingkat kematian kelompok lansia akibat Covid-19 lebih tinggi ketimbang kelompok usia lainnya. Karena itulah, pemerintah juga tengah berusaha mengebut jumlah vaksinasi dosis kedua bagi kelompok tersebut.

"Memang prioritasnya vaksinasinya yang ada kita berikan ke lansia dulu sampai selesai, untuk memastikan mencegah jangan sampai nanti ada kasus kenaikan," ujar Budi.

Adapun vaksin dosis ketiga bagi masyarakat umum, rencananya akan mulai dilakukan setelah 50 persen dari populasi di Indonesia sudah menjalani vaksinasi dosis kedua Covid-19. Sebab, booster menjadi isu yang menjadi pembicaraan di dunia internasional.

Ada permasalahan etika dan keadilan, ketika masih banyak negara di Afrika belum melakukan vaksinasi dosis pertama. Namun, sejumlah negara maju justru sudah melakukan vaksinasi dosis ketiga.

"Ini sensitif karena di dunia orang bilang, masih banyak orang Afrika yang belum dapat. Kenapa negara maju dikasih booster, jadi isu ketidakadilannya isu etisnya tinggi-tinggi sekali," ujar Budi.

Karena itulah, Indonesia mengacu pada negara-negara lain yang telah melakukan vaksin booster untuk masyarakatnya. Di mana mayoritas dari negara-negara tersebut melakukannya setelah 50 persen dari populasi penduduknya telah menjalani vaksinasi dosis kedua.

"Kalau kita terlalu cepat nanti kita akan dilihat sebagai negara yang itu tadi, tidak memperlihatkan itikad baik," ujar Budi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement