CJIBF Jateng Tawarkan 60 Peluang Investasi
Rep: Bowo Pribadi/ Red: Yusuf Assidiq
Foto udara sejumlah alat berat difungsikan dalam pembangunan Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB) saat kunjungan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia di Ketanggan, Kabupaten Batang, Jawa Tengah, Sabtu (17/10/2020). Dalam kunjungan itu, Kepala BKPM meninjau kesiapan pembangunan KITB terutama pembangunan infrastrukur untuk peningkatan percepatan dengan terdapat tiga investor yang akan masuk diantaranya dari negara Korea dan China. | Foto: Antara/Harviyan Perdana Putra
REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah bakal menggelar kembali Central Java Investment Business Forum (CJIBF) atau Temu Investor Jawa Tengah 2021. Dalam kegiatan CJIBF yang kembali digelar secara hybrid pada 10 - 11 November 2021 di Hotel Tentrem Semarang ini, bakal mengusung tema 'Membangun Kembali Agroindustri guna Mengakselerasi Ekonomi'.
"Pertimbangannya, sektor pertanian di Jateng terbukti berkontribusi positif bagi upaya pemulihan ekonomi pasca pandemi," ungkap Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Jateng, Ratna Kawuri.
Bahkan, lanjut Ratna, peluang investasi dari sektor pertanian dan agribisnis tersebut masih sangat terbuka. Di luar itu juga masih ada sektor pariwisata, perikanan, pertanian, perkebunan, infrastruktur, manufaktur, serta sektor energi.
Lebih dari 60 peluang investasi di berbagai sektor tersebut bakal ditawarkan kepada para investor, pada CJIBF yang didukung Bank Indonesia Perwakilan Jateng, Kementerian Investasi/BKPM, Bank Jateng, serta kementerian/ lembaga terkait.
Semua potensi investasi yang ditawarkan itu berasal dari seluruh Jateng. Di antaranya, Pengembangan Pembenihan Ikan Nila Salin Tilapia di Kabupaten Pati, Industri Udang Terpadu di Kabupaten Cilacap, Pembangunan Docking Kapal di Kabupaten Rembang.
Ada juga investasi Pengolahan Sampah menjadi Energi Listrik (PSEL) Jatibarang di Kota Semarang, Pengembangan Aqua Edu Culture Park Panjang Island di Kabupaten Jepara, Pengembangan Kawasan Wisata Agro Edupark Tlogowening.
Termasuk Proyek Sentra Industri Perikanan Kabupaten Pati, Jurug Theme Park and Zoo Surakarta, dan pengembangan industri kelapa terpadu di Kabupaten Cilacap. Selain itu, ketersediaan kawasan industri yang potensial di Jateng juga bakal ditawarkan pada calon investor.
"Di antaranya Kawasan Ekonomi Khusus Kendal, Kawasan Industri Terpadu Batang, Kawasan Industri Wijayakusuma, Aviarna Industrial Estate, Jateng Land Industrial Park Sayung, dan Kawasan Industri Segajung," tambahnya.
Sejauh ini, masih jelas Ratna, Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, sudah mengonfirmasi bakal hadir dalam kegiatan CJIBF tersebut, selain Gubernur Ganjar Pranowo.
Forum juga bakal menghadirkan sejumlah pembicara seperti Senior Deputy Governor Bank Indonesia, Destry Damayanti, Sekretaris Utama Kementerian Investasi/BKPM selaku Plt Deputi Bidang Promosi, Ikmal Lukman, dan Kepala Bank Indonesia Wilayah Jateng, Pribadi Santoso.
"Selain itu juga Bupati Pemalang, Mukti Agung Wibowo, Wakil Bupati CIlacap, Syamsul Aulia Rahman, serta Bupati Pati, Haryanto," katanya.
Saat ini peluang investasi di Jateng, potensinya juga masih sangat besar. Salah satunya karena ketersediaan sumber daya yang kompetitif didukung dengan budaya masyarakat yang terbuka.
"Kemarin ketika kami diskusi dengan asosiasi (pengusaha) Korea, disampaikan bahwa tenaga kerja Jateng santun dan lembut, mau bekerja keras. Terkait UMK juga masih terjangkau," lanjutnya.
Di lain pihak, Pemprov Jateng juga terbuka dan berkomitmen dengan memberikan berbagai kemudahan untuk berinvestasi di daerahnya. Satu di antaranya, dengan membuka kanal komunikasi, baik bagi calon investor ataupun pemodal yang telah berinvestasi di provinsi ini.
Maka ketika ada investor yang berminat dan ada permasalahan, dinasnya akan mengoordinasikan untuk mencari solusi. "Guna menarik investasi, upaya pengawalan yang kami lakukan secara end to end," ujar dia.