Senin 08 Nov 2021 16:30 WIB

Turki Bangun Sistem Pertahanan Rudal Saingi S-400 Rusia

Siper Turki dapat melepaskan pertahanan udara jarak jauh.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Sistem misil S-400 milik Rusia. Modifikasi S-400 dan S-300 membuatnya dapat digunakan untuk berbagai jenis rudal. Ilustrasi.
Foto: EPA
Sistem misil S-400 milik Rusia. Modifikasi S-400 dan S-300 membuatnya dapat digunakan untuk berbagai jenis rudal. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki berhasil menguji sistem pertahanan udara rudal jarak jauh, Siper. Kepala Presidensi Industri Pertahanan (SSB) Ismail Demir mengatakan, tes yang berbeda dari sistem pertahanan udara domestik ini akan dilanjutkan.

Sistem pertahanan udara ini rencananya masuk ke inventori angkatan bersenjata tahun 2023. Demir mengatakan Turki akan terus memproduksi senjata baru dan akan memiliki enam sistem pertahanan udara.

Baca Juga

Seperti dikutip dari Daily Sabah, Senin (8/11) proyek Siper dipimpin raksasa pertahanan Turki, Aselsan, Roketsan dan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Industri Pertahanan (SAGE) dari Dewan Riset Ilmiah dan Teknologi Turki (TÜBITAK).

Siper dikembangkan untuk melindungi fasilitas strategis dari serangan udara musuh di sekitar kawasan. Sistem tersebut dapat melepaskan pertahanan udara jarak jauh dan melindungi arsitektur terdistribusi.

Selain Siper yang diperkirakan menyangi sistem pertahanan S-400 Rusia, Turki juga memiliki sistem pertahanan udara Korkut, Sungur dan Hisar untuk menerapkan sistem pertahanan udara berlapis di negara itu. Pejabat pemerintah Turki beberapa kali menyinggung hal ini.

Pengiriman pertama serangkaian produksi sistem Korut mulai dilakukan pada 2019. Sistem pertahanan Sungur juga mulai dioperasikan. Dengan fitur portabelnya Sungur yang dikembangkan Roketsan dapat diintegrasikan dengan platform laut, darat dan udara.

Sistem pertahanan udara ini dapat menembak sambil bergerak. Memiliki deteksi, diagnosis, identifikasi, pelacakan target yang akurat dan bisa menembak 360 derajat baik siang maupun malam.

Di kelasnya Sungur unggul dalam efektivitas, kemampuan manuver yang tinggi, kapasitas dan tindakan balasan. Dilengkapi dengan hulu ledak titanium dan kapabilitas pandang yang mampu melihat target dari jarak jauh.

Sementara pengiriman sistem rudal pertahanan udara ketinggian rendah rudal Hisar-A telah dimulai. Begitu pula dengan dan produksi massal rudal Hisar-O.

Rentang intersepsi sistem Hisar-A adalah 15 kilometer. Sementara sistem Hisar-O adalah 25 kilometer. Di sisi lain Siper dimaksudkan untuk berada pada level yang dapat bersaing dengan S-400.

S-400 Rusia

Rusia telah mengirimkan komponen rudal S-400 ke Turki pada 2020 lalu untuk melengkapi armada tempur Ankara. Rudal ini pertama kali diperkenalkan pada 2007 dan menjadi elemen kunci dalam pertahanan anti-pesawat.

S-400 Triumph atau dikenal oleh NATO dengan nama kode SA-21 Growler adalah sistem rudal anti-pesawat yang memiliki jangkauan maksimum 400 kilometer dan dapat mencapai target pada ketinggian hingga 27 kilometer. Sistem ini bergerak dan mencakup pusat kendali dan beberapa elemen peluncuran rudal, yang masing-masing terdiri dari hingga 12 peluncur.

Armada itu dibuat oleh produsen senjata milik Rusia Almaz-Antey yang menjadi sasaran sanksi Uni Eropa dan Amerika Serikat (AS) atas tindakan Moskow di Ukraina. S-400 dikembangkan untuk menghancurkan jet tempur, rudal jelajah, rudal balistik, dan drone. Media Rusia mengklaim bahwa S-400 lebih unggul dari rival buatan Prancis atau AS.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement