REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengapresiasi Lapas yang membuat Klinik Pancasila. Karena, hal ini sebagai bentuk kreativitas Lapas dalam menyosialisasikan nilai-nilai luhur kepada warga binaan maupun petugas Lapas.
"Kami apresiasi setinggi-tingginya Lapas Kelas II A Kalianda atas inovasinya di Klinik Pancasila. Pancasila ini sebagai wahana kreativitas Lapas untuk mengembangkan nilai-nilai luhur Pancasila di lingkungan Lapas. Bukan hanya untuk warga binaan tapi juga untuk pegawai," kata Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP M Akbar Hadiprabowo saat meninjau Klinik Pancasila di Lapas Kelas II A Kalianda, Lampung akhir pekan lalu.
Akbar mengatakan, untuk mengembangkan Klinik Pancasila, diperlukan sinergi antara warga binaan dengan petugas maupun pejabat Lapas. Kemudian, didukung dengan manajemen dan dukungan pimpinan yang kuat.
"Sinergi ini akan menghadirkan sisi positif untuk kemajuan dan perbaikan (di Lapas)," kata Akbar.
Kepala Sub Seksi Bimbingan Kemasyarakatan dan Perawatan Lapas Kelas II A Kalianda Ousza Jaensti menjelaskan, Klinik Pancasila di Lapas bertujuan sebagai pembinaan kepada warga binaan mengenai nilai-nilai Pancasila. Nilai-nilai itu kemudian diterapkan bersama-sama di dalam lingkungan Lapas.
Adapun program-programnya, selain ada ruang perpustakaan dan pembinaan Pancasila, juga ada kegiatan seperti upacara bendera, pemutaran lagu Indonesia Raya di seluruh blok Lapas.
"Kita juga ada konseling. Kadang banyak yang kita tes warga binaan tidak tahu Pancasila," katanya.
Ousza mengapresiasi pembinaan Klinik Pancasial yang dilakukan oleh BPIP.
"Seperti yang dijelaskan Pak Akbar tadi, kami ternyata dijelaskan Pancasila itu tidak ke kiri tidak pula ke kanan, tapi di tengah. Kami dijelaskan soal bertenggang rasa dalam bermasyarakat. Kita harapkan ini diterapkan di lingkungan Lapas," katanya.
Sedangkan M (33 tahun), seorang warga binaan di Lapas Kelas II A Kalianda mengatakan, sebelum mengikuti kelas Klinik Pancasila, dia tidak banyak tahu soal Pancasila. Tapi setelah ikut, dia banyak mendapatkan ilmu dan menerapkan nilai-nilai Pancasila yang dia dapat.
"Kami dibimbing pegawai-pegawai di sini. Dan, kita bisa saling menghormati dan toleransi di lingkungan Lapas," kata M.
Berdasarkan pantauan Republika di salah satu Klinik Pancasila di Lapas Kalianda, Klinik Pancasila berbentuk rumah ruangan. Di dalamnya, ada poster-poster tentang Pancasila dan foto-foto para pendiri bangsa.
Selain itu, ada juga buku-buku dan majalah tentang Pancasila yang bisa dibaca oleh para warga binaan. Selain itu, di ruang ini juga menjadi tempat pembinaan Pancasila oleh para petugas Lapas kepada para warga binaan.
Pada Kamis (4/11) lalu, BPIP juga telah meresmikan Klinik Pancasila di Lapas dan Rutan yang ada di wilayah Lampung, Kamis (4/11). Peresmian Klinik Pancasila ini sekaligus sebagai upaya menguatkan nilai-nilai Pancasila yang ada di Lapas dan Rutan.
Peresmian ini dilakukan oleh Wakil Kepala BPIP Prof Hariyono secara simbolis dengan menandatangani 16 prasasti Lapas dan Rutan di Bandar Lampung. Penandatanganan ini disaksikan oleh sejumlah pimpinan Kanwil Kemenkumham Lampung dan BPIP.
Di antaranya, Direktur Sosialisasi Komunikasi dan Jaringan BPIP, M Akbar Hadiprabowo, Plt Kakanwil Lampung Iwan Santosa, dan Kadiv Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Lampung Farid Junaedi.
"Klinik Pancasila yang sudah diresmikan secara formal semakin menguatkan pimpinan Lapas, Kanwil Kemenkumham, dan warga binaan untuk menguatkan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila," kata Hariyono.