Senin 08 Nov 2021 18:06 WIB

Panen Berakhir, Harga Gabah Masih Tertekan

Tertekannya harga GKG akibat stok beras di pedagang pasar masih banyak.

Rep: Lilis Sri Handayani/ Red: Fuji Pratiwi
Petani merontokkan padi saat panen (ilustrasi). Meski telah panen, harga gabah masih tertekan.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Petani merontokkan padi saat panen (ilustrasi). Meski telah panen, harga gabah masih tertekan.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU – Masa panen gadu 2021 di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, sudah berakhir. Meski demikian, kondisi itu tak membuat harga gabah di tingkat petani jadi melonjak. Banyaknya stok beras di tingkat pedagang, menekan lonjakan harga gabah tersebut.

Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, Sutatang, mengatakan, harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani saat ini di kisaran Rp 5.500 – Rp 5.700 per kg. Meski ada sedikit kenaikan dibandingkan saat masih panen, tapi harga GKG di saat panen sudah berakhir itu tergolong kurang tinggi.

Baca Juga

"Kalau harga tinggi kan biasanya di atas Rp 6.000 per kg," ujar Sutatang kepada Republika, Senin (8/11).

Sutatang menilai, masih tertekannya harga GKG itu dipengaruhi oleh stok beras di tingkat pedagang pasar yang cukup banyak. Jika stok tersebut sudah berkurang, maka harga gabah biasanya akan mulai merangkak naik. "Karena stok beras di pasar masih banyak, jadi menekan harga gabah," ujar Sutatang.

Sutatang mengatakan, dengan kondisi tersebut, maka sebagian petani ada yang memilih tetap menyimpan gabahnya. Mereka baru akan melepas gabahnya saat sudah di kisaran Rp 6.000 per kg.

Namun, lanjut Sutatang, ada pula petani yang memilih menjual gabahnya meski dengan harga kurang memuaskan. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, mereka juga membutuhkan modal untuk memulai musim tanam rendeng 2021/2022.

Sementara itu, salah seorang pedagang beras di Pasar Mambo Indramayu, H Jana, membenarkan, harga beras saat ini masih stabil meskipun masa panen gadu sudah berakhir. Dia mengatakan, biasanya harga beras mulai merangkak naik seiring berakhirnya masa panen gadu.

Jana menyebutkan, harga beras medium saat ini di kisaran Rp 9.000 – Rp 10 ribu per kg. Sedangkan harga beras premium, di kisaran Rp 10.500 – Rp 11 ribu per kg.

"Dua minggu lalu bahkan ada penurunan harga sedikit, tapi sekarang sudah kembali stabil," ujar Jana.

Jana mengatakan, stok beras yang dimiliki saat ini memang masih cukup banyak. Hal itu menyusul menurunnya penjualan selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM).

Selama PPKM, banyak restoran maupun warung makan yang tutup. Ditambah lagi, masyarakat juga memperoleh bantuan beras dari pemerintah sehingga tidak membeli beras di pasar.

Jana mengatakan, penjualan beras saat ini baru mulai sedikit meningkat seiring pelonggaran PPKM. Dia menyebutkan, penjualan berasnya kini mencapai empat kuintal per hari. Sedangkan selama PPKM, penjualan berasnya hanya sekitar tiga kuintal per hari.

"Walau sudah mulai meningkat, tapi tetap belum normal. Sebelum pandemi, penjualan beras bisa enam sampai tujuh kuintal per hari," kata Jana.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement