REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI sedang menunggu kelengkapan data keamanan vaksin Sinovac untuk diberikan kepada kelompok usia tiga hingga lima tahun di Indonesia. Sejauh ini, BPOM baru memberikan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) untuk vaksin Sinovac bagi anak usia enam tahun ke atas.
"Untuk Sinovac, kami sedang menunggu data lebih lengkap lagi untuk bisa diberikan pada anak usia tiga tahun ke atas karena memang usia tersebut lebih rentan, jadi membutuhkan data yang lebih lengkap lagi untuk aspek keamanannya," kata Kepala BPOM RI Penny K Lukito dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi IX yang diikuti dari kanal Youtube DPR RI di Jakarta, Senin.
Menurut Penny, sejumlah vaksin lainnya yang juga dipersiapkan bagi kelompok anak di Indonesia adalah Sinopharm dan Pfizer. Ia menjelaskan, vaksisn Sinopharm saat ini juga sedang dalam proses persetujuan di negara asalnya, China.
"Pfizer sudah mendapat EUA di negaranya melalui Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat," katanya.
Menurut Penny, BPOM RI sedang menunggu proses registrasi kedua vaksin tersebut agar bisa dipergunakan di Indonesia. Ia mengatakan, prosesnya tidak terlalu lama andaikan datanya sudah didapatkan.
Penny menjelaskan, saat ini sudah terdapat 13 vaksin Covid-19 di Indonesia yang telah memperoleh EUA, yakni CoronaVac (Sinovac), Vaksin Covid-19 Bio Farma, AstraZeneca, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer. Di samping itu, ada Sputnik V, Janssen (Johnson & Johnson), Convidecia (CanSino), dan Zifivax.
"Vaksin yang telah mendapatkan izin EUA BPOM sampai dengan saat ini sudah cukup banyak, ada sekitar 13 vaksin Covid-19 dari berbagai platform yang sudah mendapatkan EUA," katanya.