Kunjungan Wisatawan Meningkat, Yogya Masifkan Skrining

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Yusuf Assidiq

Wisatawan usai berkeliling dengan andong di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Selasa (2/11). Pemkot Yogyakarta melakukan pembatasan durasi kunjung di objek wisata Malioboro. Wisatawan yang berkunjung diimbau untuk membatasi durasi selama dua jam dan parkir selama tiga jam. Hal ini dilakukan untuk mengontrol jumlah pengunjung di Malioboro. Malioboro masih menjadi favorit kunjungan wisatawan saat senja hingga malam.
Wisatawan usai berkeliling dengan andong di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta, Selasa (2/11). Pemkot Yogyakarta melakukan pembatasan durasi kunjung di objek wisata Malioboro. Wisatawan yang berkunjung diimbau untuk membatasi durasi selama dua jam dan parkir selama tiga jam. Hal ini dilakukan untuk mengontrol jumlah pengunjung di Malioboro. Malioboro masih menjadi favorit kunjungan wisatawan saat senja hingga malam. | Foto: Wihdan Hidayat / Republika

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta melakukan skrining atau pemeriksaan yang lebih masif guna melihat ada atau tidaknya sebaran Covid-19 di masyarakat. Hal ini mengingat dalam beberapa pekan terakhir kunjungan wisatawan di Kota Yogyakarta meningkat.

Peningkatan kunjunga menyusul dilonggarkannya pembukaan destinasi wisata di masa PPKM level 2. Skrining dilakukan terhadap pelajar yang mengikuti pembelajaran tatap muka (PTM), aparatur sipil negara (ASN), hingga petugas-petugas yang bertugas di lapangan.

"Skrining ini untuk melihat apakah ada sebaran di perkantoran dan tempat-tempat umum, karena beberapa pekan kemarin peningkatan wisatawan tinggi di Kota Yogya," kata Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi, Senin (8/11).

Heroe menyebut, hingga saat ini belum ditemukan adanya klaster baru penularan Covid-19 di Kota Yogyakarta. Meskipun begitu, ia tetap mengingatkan masyarakat maupun wisatawan untuk terus menjalankan protokol kesehatan dengan ketat.

Pasalnya, ada beberapa klaster baru penularan Covid-19 yang ditemukan di kabupaten lainnya di DIY. Dengan begitu, potensi penyebaran Covid-19 masih tinggi, termasuk di Kota Yogyakarta.

"Klaster ini kalau kita lihat dari kasus (di daerah) lain sebarannya juga tinggi. Tidak ada cara lain (mencegah Covid-19) selain memperketat protokol kesehatan," ujarnya.

Walaupun belum ditemukan klaster baru di Kota Yogyakarta, namun ada kenaikan kasus harian Covid-19 dalam beberapa hari terakhir. Namun, kenaikannya belum terjadi secara signifikan.

"Harapan kami masuk November ini kita bisa menekan lagi, jangan sampai ada pertumbuhan kasus walaupun (saat ini) pertumbuhannya tidak banyak. Ini warning bagi kita untuk menekan lagi agar tidak ada pertumbuhan kasus yang lebih," katanya.

Heroe menyebut, sejak pertengahan Agustus hingga Oktober 2021 kasus harian Covid-19 cenderung turun. Bahkan, kasus harian yang dilaporkan di bawah lima kasus per hari.

Namun, di awal November ini terjadi kenaikan kasus di atas lima kasus yang dilaporkan per harinya. Sebagian besar, kasus Covid-19 yang ditemukan di Kota Yogyakarta saat ini merupakan kontak erat kasus positif.

"Tapi secara umum masih dalam range yang masuk dalam kasus yang masih bisa kita kendalikan," jelas Heroe.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini

Terkait


Taman Satwa Cikembulan Garut Kembali Dibuka

Kemendes PDTT Siapkan Aplikasi Desa Wisata

Soal Pariwisata, DPR RI Apresiasi Tim Ekonomi

Memudahkan Wisatawan dengan Digitalisasi

Disparbud Jabar Optimistis Gaet Investor di Dubai Expo 2020

Republika Digital Ecosystem

Kontak Info

Republika Perwakilan DIY, Jawa Tengah & Jawa Timur. Jalan Perahu nomor 4 Kotabaru, Yogyakarta

Phone: +6274566028 (redaksi), +6274544972 (iklan & sirkulasi) , +6274541582 (fax),+628133426333 (layanan pelanggan)

[email protected]

Ikuti

× Image
Light Dark